Daerah

Ayam Bekakak di Khataman Kitab Nahwu Santriwati Teluknaga

NU Online  ·  Ahad, 25 Januari 2015 | 11:03 WIB

Tangerang, NU Online
Ayam bakar  bekakak menjadi tradisi khataman sorogan kitab Awamilul Jurjani di pesantren putri  Al-Hasaniyah Rawalini, Teluknaga, Tangerang, Sabtu (24/1). Sebanyak 30 santriwati menyelesaikan sorogan kitab Nahwu tersebut mulai dari membaca batang (tekstual), membaca narkib (gramatika), dan membaca murad (penjelasan).
<>
Guru di pesantren Al-Hasaniyah Ustadzah Hj Tamamal Afiyah mengatakan, santri di pesantren putri Al-Hasaniyah wajib mengkhatamkan kitab Awamil Jurjani. Tradisi ini tidak hanya berlaku pada kitab tersebut, tapi juga khataman hafalan pada kitab Jurumiyah, Qawaidul I‘lal, Nazhmul Maqshud, dan Alfiyah Ibn Malik.

“Acara tersebut adalah bentuk syukuran santri setelah melewati proses taklim, yang kemudian nanti diakhiri dirosah diniyah ditutup dengan haflah (perayaan) kenaikan kelas. Santri yang akan naik kelas ialah mereka yang berhasil melewati proses hafalan kitab kuning dan ujian,” kata Hj Tamamal Afiyah.

Salah seorang kiai di pesantren Al-Hasaniyah KH M Mahrusillah menjelaskan, tradisi khataman bekakak ayam itu sudah mulai hilang di kalangan pesantren. Padahal dekade di bawah tahun 2000 tradisi itu selalu dilaksanakan khususnya di kalangan pesantren salafiyah.

“Sebab itu, pesantren putri Al-Hasaniyah konsisten dengan tradisi yang baik, dan akan mengadopsi konsep pendidikan relevan dengan tuntutan zaman seperti bahasa Inggris. Insya Allah, mulai tahun ini santri putri Al-Hasaniyah akan dikirim ke Malaysia dan Taiwan untuk mengembangkan studinya,” kata Kiai Mahrusillah.

Tampak demonstrasi pembacaan nazham Awamil Jurjani yang diakhiri dengan doa oleh pengasuh pesantren Al-Hasaniyah Nyai Hj Suryani Zarkasyi. (Ummul Ma'had/Alhafiz K)