Daerah

Ansor Sumedang: Dibanding Covid-19, Virus Ideologi Radikal Lebih Ngeri

Sab, 10 April 2021 | 07:00 WIB

Ansor Sumedang: Dibanding Covid-19, Virus Ideologi Radikal Lebih Ngeri

Ketua PC GP Ansor Sumedang, Acep Komarudin Hidayat, saat berbicara di depan peserta diklatsar Banser. (Foto: NU Online/Ayi AK)

Sumedang, NU Online
Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Sumedang Acep Komarudin Hidayat menilai, virus ideologi radikal lebih mengerikan daripada virus Corona (Covid-19).


Hal tersebut disampaikan Acep dalam pembukaan Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) angkatan ke-3 yang dilaksanakan di Pesantren Al-Hikamussalafiyyah Sukamantri, Tanjungkerta, Sumedang, Jawa Barat, Jumat (9/4). 


"Sekarang ini di Indonesia, bahkan, di dunia sedang terkena pandemi Covid-19. Virus Covid-19 bisa membunuh manusia. Namun, ada lagi yang lebih berbahaya dari virus ini, yaitu virus pandemi ideologi radikal. Ia bisa jadi lebih mengerikan daripada Covid-19," ujar Acep.


Menurut Acep, alasan utama radikalisme lebih berbahaya daripada virus Corona karena menyangkut keutuhan bangsa dan negara. Jika ideologi radikal telah mendominasi, maka negara bisa hancur karena ia bisa membunuh manusia dalam skala besar.


“Sebagai contoh adalah bom bunuh diri yang dilakukan oleh orang-orang yang sudah terpapar virus ideologi radikal. Itu bisa menyebabkan kematian dalam jumlah besar dan lebih mengancam kenyamanan beragama dan bernegara,” paparnya.


Di sinilah, lanjut dia, peran GP Ansor dan Banser sangat dibutuhkan. Salah satu tugas Ansor dan Banser yaitu untuk menjaga keharmonisan beragama dan bernegara dari serangan pandemi ideologi radikal.


“Banser harus siap menjaga dari merebaknya ideologi radikal yang tidak sejalan dengan pandangan keagamaan Nahdlatul Ulama,” tegas Acep.


Kader inti Ansor
Acep juga mengatakan bahwa Banser merupakan kader inti Gerakan Pemuda Ansor. “Yang namanya kader inti harus memiliki beberapa kualifikasi. Di antaranya harus kuat mental dan harus kuat fisiknya,” tandasnya.


Jika tidak memiliki fisik yang kuat, bagaimana nanti akan mengawal ulama. Sebab, salah satu tugas Banser yaitu menjaga para kiai secara fisik, juga menjaga ajaran atau pemahamannya.


“Dalam Diklatsar ini, para peserta akan dilatih kekuatan fisik dan mental supaya lebih keren. Pokoknya Banser harus kuat dalam segala hal,” tegas Acep.


"Saat ini yang kita butuhkan adalah anggota Banser yang berkualitas, bukan hanya kuantitas. Bukan banyaknya orang yang kita butuhkan. Akan tetapi anggota Banser yang berkualitas," sambungnya.


Makanya setiap ada orang yang ingin menjadi anggota banser harus melalui diklatsar dulu minimal tiga hari dua malam. Hal ini dilakukan supaya bisa mencetak anggota Banser yang berkualitas


Kontributor: Ayi Abdul Kohar
Editor: Musthofa Asrori