Jember, NU Online
Ansor mempunyai sejarah panjang dalam perjalanan bangsa Indonesia. Di antara rangkaian perjalanan sejarah itu, Ansor juga turut berjibaku dalam sejumlah peristiwa perjuangan membela dan mempertahankan NKRI atau Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu, jika Ansor merasa keberatan dengan munculnya kelompok yang coba mengusik keutuhan NKRI, itu sangat wajar.
Demikian diungkapkan Wakil Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Jember, Moch Eksan saat menggelar buka bersama dengan Pengurus Anak Cabang (PAC) Ansor Gumukmas dan Puger di Masjid Nurul Hidayah di Dusun Besini, Desa Puger Kulon Kecamatan Puger, Jember, Jawa Timur, Sabtu (9/6).
Menurutnya, sudah menjadi kewajiban Ansor dan segenap elemen lain untuk selalu menjaga NKRI dari rongrongan kelompok yang tidak bertanggung jawab.
“Saya kira sampai kapan pun Ansor tetap berkomitmen untuk berada di garis terdepan dalam membela NKRI. Itu suatu kewajiban,” urainya.
Penulis beberapa buku terorisme itu menambahkan bahwa Ansor tidak sekadar berjuang menegakkan NKRI tapi juga menjadi salah satu katalisator bagi kebinekaan Indonesia.
“Pluralisme adalah sebuah keniscayaan di bumi Indonesia,” ungkapnya. Namun jika hal tersebut tidak dirawat, justru berpotensi menjadi bom waktu yang bisa meluluhlantakkan bangsa Indonesia, lanjutnya.
“Dan Ansor terbukti mampu merawat kebinekaan itu sehingga NKRI tetap utuh dan aman,” ungkapnya.
Eksan lalu menyebut nama Riyanto, anggota Banser yang meninggal ketika menghalau bom di gereja Eben Haezer, Mojokerto Jawa Timur tahun 2000.
Ketika itu Riyanto mendapat tugas untuk menjaga misa natal di gereja tersebut. Namun sial, ia harus meregang nyawa bersamaan dengan bom yang meledak di pelukannya.
“Riyanto menjadi bukti kecil betapa Ansor dan NU sangat menghargai kebinekaan, meski nyawa taruhannya,” tandasnya. (Aryudi Abdul Razaq/Ibnu Nawawi)