Pamekasan, NU Online
Ketua PC GP Ansor Pamekasan, Fathorrahman, menegaskan kaitannya politik dengan organisasi khususnya GP Ansor. Itu disampaikannya saat menjadi pembicara dalam Kongkow Pilkada Damai di Cafe 9, kompleks Kantor PCNU Jalan R Abd Aziz Nomor 95 Pamekasan, Selasa (08/5) malam.
"Kita harus bisa dan piawai dalam memposisikan politik secara proporsional, yaitu dengan berlandaskan pada Sembilan Pedoman Berpolitik Warga NU yang dicetuskan dalam Muktamar NU XVIII di Krapyak Yogyakarta tahun 1989," tegas Paong, panggilan akrab Fathorrahman.
Untuk meraih itu, tekannya, kader GP Ansor dan warga nahdliyin mesti menyikapi politik sebagai wasilah (perantara, bukan ghayah (tujuan akhir). Jika itu betul-betul dilakukan, pihaknya yakin perpecahan antargolongan, permusuhan antarsahabat, pertikaian antarpolitisi, akan dapat diminimalisasi secara maksimal.
"Ghayah dari politik itu adalah kesejahteraan bersama. Maka dari itu, siapapun nanti yang terpilih, dia adalah pemimpin kita. Kita harus memposisikan politik sebagai wasilah, bukan ghayah. Sekali lagi, ghayah dari politik itu adalah kesejahteraan bersama," tegas calon doktor yang ngajar di Universitas Madura itu.
Jika politik diposisikan sebagai wasilah, lanjut mantan aktivis PMII tersebut, para pelaku politik yang terlibat dalam kontestasi politik akan menerima kepemimpinan siapapun yang terpilih.
Untuk diketahui, dalam Pilkada Pamekasan pada Rabu (27/5) mendatang, terdapat dua calon bupati yang kesemuanya adalah kader terbaik NU. Mereka adalah KH Kholilurrahman yang merupakan salah satu mustasyar PCNU Pamekasan dan KH Baddrut Tamam yang Wakil Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Timur.
Keduanya merupakan calon pemimpin kelahiran Pamekasan. Kiai Baddrut mengantongi nomor urut 1 bersama Raja'e. Sementara Kiai Kholil nomor urut dua bersama Fathor Rohman. (Hairul Anam/Muiz)