Padang Pariaman, NU Online
Masjid Al-Ikhlas Korong Tanjung Basung II Banda Gadang Nagari Sungai Buluh Barat, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumetera Barat memulai tradisi baru. Yakni menyelenggarakan buka puasa bersama pengurus, anak Taman Pendidikan Al-Qur’an, majelis taklim dan jamaah sekitar. Pada saat yang sama diserahkan santunan kepada yatim, anak kurang mampu dan kafilah nagari pada Musabaqah Tilawatil Qur’an kecamatan Batang Anai.
Ketua Masjid Al Ikhlas Korong Tanjung Basung II Kecamatan Batang Anai Mukhlis Sani mengungkapkan hal tersebut saat buka bersama dengan Gerakan Pemuda (GP) Ansor Padang Pariaman, Sabtu (9/6) di masjid tersebut. Buka bersama dihadiri Walikorong Tanjung Basung II Rollyyusman, Ketua Majelis Ta'lim Tanjung Basung II Marini, Ketua GP Ansor Padangpariaman Zeki Aliwardana dan Kasatkorcab Banser Padang Pariaman M Zulfadly.
Menurut Mukhlis Sani, kegiatan buka bersama dan penyerahan santunan yang diprakarsai Ansor Padang Pariaman ini sangat menggugah dan sejarah baru. “Kegiatan ini sangat positif dan insya Allah tahun depan bisa terlaksana lebih meningkat,” katanya. Buka bersama ini semakin meningkatkan silaturahim sesama jamaah, baik di kalangan generasi tua dengan pemuda, maupun anak-anak yang tengah belajar di bangku sekolah, lanjutnya.
Lebih dari itu, kegiatan semakin memberikan motivasi bagi anak-anak dan pemuda untuk semakin dekat dengan masjid.
“Jika pemuda dan anak-anak sudah dekat dan sering ke masjid, dapat dipastikan mereka bisa terhindar dari pengaruh narkoba, penyebaran paham radikal dan perbuatan maksiat lainnya," tutur Mukhlis.
Ketua Ansor Padang Pariaman Zeki Aliwardana menyampaikan, santunan yang diberikan memang tidak banyak. Baru untuk 20 orang anak, namun diharapkan mampu memotivasi untuk terus meningkatkan semangat belajar.
"Alhamdulillah tahun ini Ansor diminta menyalurkan zakat dan infak kepada orang yang berhak menerimanya," kata Zeki yang juga mantan Sekretaris Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Pariaman ini.
Zeki Aliwardana mengingatkan para orang tua agar anak-anak selalu didekatkan dengan masjid, pengajian dan menjaga tradisi keagamaan yang sudah ada dalam keseharian.
“Jangan sampai anaknya melanjutkan sekolah ke kota, tiba-tiba pulang ke kampung sudah mulai menyalahkan tradisi orang tuanya,” ungkapnya.
Tidak sedikit yang mengatakan tahlilan, ziarah bid'ah dan sebagainya. Padahal selama di kampung gemar tahlilan. Atau mulai mengafirkan orang yang tidak sepaham keagamaan dengan dirinya.
“Itu terjadi karena sesampai di kota bertemu dengan lingkungan yang menolak tradisi tersebut. Akhirnya si anak merasa inilah yang benar. Pulang kampung mulai menyalahkan tradisi yang sudah ada," kata Zeki.
Dikatakannya, yang tidak kalah penting saat ini menjaga anak-anak agar tidak sampai terpengaruh pikiran dan paham radikal. Hanya melalui gawai, jaringan internet, generasi muda bisa terpengaruh.
“Untuk itu, anak-anak perlu dibekali dengan ajaran agama sejak dini, sering ke masjid berjamaah, adakan buka bersama sesama jamaah dan menjaga silaturrahmi. Mudah-mudahan mereka bisa terhindar paham radikal,” pungkasnya. (Armaidi Tanjung/Ibnu Nawawi)