Daerah

Ansor Kota Jayapura Tabur Bunga di Makam Pahlawan Marthen Indey

Sel, 18 Agustus 2020 | 19:00 WIB

Ansor Kota Jayapura Tabur Bunga di Makam Pahlawan Marthen Indey

Tabur bunga dilakukan sebagai bentuk penghormatan Ansor-Banser Jayapura terhadap jasa pahlawan dalam memperebutkan kemerdekaan Indonesia. (Foto: Anang)

Jayapura, NU Online

Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75  menjadi momen penting dalam memaknai dan menghargai jasa pahlawan yang sudah berjuang memperebutkan kemerdekaan ini.

 

Karena itu, Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Jayapura melakukan ziarah dan tabur bunga di makam Pahlawan Nasional asal Papua, Mayor Tituler, Marthen Indey. Makam tersebut berada di Kampung Sabron Sari Distrik Sentani Barat. 

 

Ansor dengan Bansernya bersama sejumlah komponen ormas lainnya  melakukan konvoi sepeda motor dengan membawa bendera merah putih.

 

Ketua Cabang GP Ansor Kota Jayapura Ahmad Muhazir mengatakan bahwa konvoi kebangsaan dan tabur bunga sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa pahlawan dalam memperebutkan kemerdekaan Indonesia.

 

"Perjuangan kita saat ini bukan angkat senjata tetapi menghargai jasa pahlawan, menjaga NKRI dari setiap gangguan serta cinta tanah air sebagai bentuk mengisi kemerdekaan" kata Muhazir.

 

Merefleksi kembali sejarah bahwa Marthin Indey putra kelahiran Doromena, Tanah Merah pada Maret 1912, yang menamatkan sekolah rakyat selama lima tahun kemudian melanjutkan pendidikan polisi di Sukabumi pada 1934. Ia diangkat sebagai polisi dengan pangkat pertama yakni Agen Polisi Kelas II.

 

Pada Oktober 1939 Marthen menerima anugerah Bintang Jasa Trouw En Verdienste dari pemerintah Belanda. Pada masa perang dunia kedua marthen diberangkatkan ke Australia oleh tentara sekutu dengan pangkat kopral untuk berlatih para atau terjun payung untuk mempersiapkan diri melawan tentara Jepang di Kota baru irian jaya.

 

Kemudian, pada 1944 menyandang pangkat Sersan II  oleh sekutu, Marthin diberikan kepercayaan membentuk batalion di Kotanica. Pada masa perjuangan, dirinya terketuk hatinya serta timbul rasa simpatik sebagai putra bangsa untuk berjuang melawan penjajah. 

 

Di sinilah dirinya mulai mengorganisir pergerakan bawah tanah dengan melakukan kegiatan organisasi kemerdekaan Republik Indonesia di Irian Barat. Meskipun akhirnya gerakan yang dia pimpin tercium penjajah hingga mengakibatkan dirinya ditangkap dan diasingakan di tempat jauh.

 

Hingga pada tahun 1946 Marthin Indey bersama 11 temannya dari berbagai daerah mengadakan rapat kilat dengan mengambil keputusan menghadap Residen Kolonial Belanda, Van Eeckhoud dan menggelar protes sekeras-kerasnya atas maksud pemerintah Belanda yang ingin memisahkan Iran Barat dari wilayah Republik Indonesia.


     
"Marthen Indey merupakan pahlawan naional pejuang pembebasan Irian Barat kedalam pangkuan NKRI, saat itu dirinya sebagai polisi belanda dan bertugas sebagai spionase atau intelegen sekutu. Marthen juga sering menjenguk dan membantu Soekarno saat berada di tahanan Boven Digoel bahkan hingga ke Banda Naira," ujar Nicodimus salah satu cucu dari Marthen Indey.

 

Nico menambahkan bahwa dirinya berharap agar pemerintah pusat maupun daerah menaruh kepedulian dan memperhatikan keluarga para pahlawan nasional yang masih hidup.

 

Kontributor: Anang Budiono

Editor: Kendi Setiawan