Daerah

Ansor Harus Warisi Cara Beragama Ulama Nusantara

Jum, 20 September 2019 | 13:30 WIB

Ansor Harus Warisi Cara Beragama Ulama Nusantara

Pembentukan pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Ganeas masa khidmat 2019-2021 di MTs Al-Falahiyyah Desa Cikoneng Kecamatan Ganeas, Sumedang, Jawa Barat, Rabu (18/9). (Foto: Saepul Hamdan/NUO)

Sumedang, NU Online
Sekretaris PC GP Ansor Sumedang, Hendra Hidayat menegaskan bahwa ketika seseorang beransor maka sama saja beragama, berbudaya, berbangsa, dan bernegara. Ia mengungkapkan hal ini pada acara pembentukan pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Ganeas masa khidmat 2019-2021 di MTs Al-Falahiyyah Desa Cikoneng Kecamatan Ganeas, Sumedang, Jawa Barat, Rabu (18/9).
 
"Ketika beragama berarti kita beransor, ketika kita berbudaya berarti kita beransor, dan ketika kita berbangsa dan bernegara berarti kita beransor. Dan ketika kita beransor berarti kita beragama, berbudaya, berbangsa dan bernegara,” katanya.
 
Ia menambahkan bahwa Ansor merupakan identitas setiap individu kader. Ansor adalah budaya keberagamaan bangsa nusantara yang senantiasa menampilkan Islam sejuk, berakar pada budaya sendiri, namun tetap berperan secara global.
 
“Jadi beransor (karakter ansor), itu akan membentuk tatanan kenegaraan yang religius,” jelasnya.
 
Budaya keberagamaan yang dimaksud adalah cara hidup, cara pandang, dan cara berpikir. Jadi, lanjutnya, cara hidup Ansor harus mengikuti warisan ulama terdahulu yang tidak melulu terkait urusan agama, tetapi urusan sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, politik, dan sebagainya.
 
"Sekarang ada teman-teman kita yang lain ingin menghancurkan negara kita dari dalam dengan berkedokan agama. Yang menampilkan Jabar dan Qohar, bukan yang Rahman dan Rahim,” ungkapnya.
 
Sementara Wakil Ketua PC GP Ansor Sumedang, Acep komarudin Hidayat mengingatkan bahwa tugas GP Ansor di antaranya adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan apa yang telah diwariskan oleh para pendahulu khususnya para ulama. Ansor harus terus menjadi benteng dan membantu para kiai dalam berdakwah.
 
Terkait mempertahankan warisan para ulama juga diingatkan oleh Ketua Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Ganeas, Kiai Syamsuddin. Hal ini juga yang menurutnya merupakan tujuan dari dibentuknya Nahdlatul Ulama.
 
"Tujuan NU dibentuk itu ada tiga. Yang pertama, menjaga tradisi (keagamaan) yang ada di kita, dengan cara hikmah dan  mauidzatil hasanah. Yang kedua, menjaga rakyat dan umat agar tenang dalam segala hal, baik dalam ibadahnya, usahanya, dan lain sebagainya. Yang ketiga, harus bermasyarakat, dan jangan anti terhadap kepemimpinan (pemerintah), serta itu juga yang akan dan harus dilakukan oleh Ansor,” tuturnya menggunakan Bahasa Sunda yang khas.
 
Hadir pada acara tersebut, Rais MWCNU Kecamatan Ganeas, para Ketua Ranting NU se-Kecamatan Ganeas, Pengurus Ansor Kabupaten Sumedang, tokoh pemuda dan Kepala Desa Cikoneng.
 
Pembentukan kepengurusan PAC GP Ansor Kecamatan Ganeas tersebut menghasilkan kesepakatan dengan terpilihnya sahabat Syafari Al-Gifar sebagai ketua PAC GP Ansor Kecamatan Ganeas masa khidmat 2019-2021 melalui mekanisme musyawarah mufakat.
 
Kontributor: Saepul Hamdan
Editor: Muhammad Faizin