Daerah

Alumnus PKPNU di Mojokerto Diingatkan Pentingnya Kemandirian

Ahad, 15 September 2019 | 13:30 WIB

Alumnus PKPNU di Mojokerto Diingatkan Pentingnya Kemandirian

Alumnus PKPNU menggelar Silatda di Kabupaten Mojokerto. (Foto: NU Online/Syaiful Alfuat)

Mojokerto, NU Online
Berlokasi di Padusan Kilisuci, Jolotundo, Trawas, Mojokerto, Jawa Timur, sebanyak 1450 peserta Penggerak Kader Nahdlatul Ulama (PKPNU) hadir dalam kegiatan Silaturahim Daerah Kedua atau Silatda 2. 
 
Kegiatan diselenggarakan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Mojokerto, Sabtu (14/9). 
 
“Silatda sengaja dilaksanakan di kaki bukit Gunung Penanggungan untuk mengingatkan kepada kita semua bahwasanya riyadhah, ikhtiar, mengingatkan kepada leluhur, pejuang, lebih-lebih kepada muassis NU dalam meraih kemerdekaan tidaklah mudah. Sehingga ini menjadi pengingat kepada kita untuk bersilaturahim secara kompak, guyub, dan khidmah,” kata KH Muhammad Ahdal Sidqolloh Amin.
 
Selanjutnya,Gus Muhammad panggilan akrabnya memberikan pemaparan mengenai perkembangan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) di seluruh Kabupaten Mojokerto. 
 
“Kegiatan PKPNU memberikan dampak yang baik bagi kemandirian ekonomi oleh beberapa MWCNU, seperti pendirian NU Mart dan koin NU,” ungkap ketua panitia ini. 
 
Menurutnya, silatda kedua dalam rangka mengumpulkan para kader yang telah mengikuti PKPNU di Kabupaten Mojokerto dari angkatan pertama hingga angkatan 37. 
 
“Kami harapkan dengan diadakannya silatda 2 ini, alumni PKPNU dapat selalu guyub, rukun, kompak, membawa barokah dan dapat memberikan manfaat bagi Nahdlatul Ulama,” harapnya.
 
Tema yang diusung pada kegiatan kali ini adalah menggali potensi dan meneguhkan kembali khidmah kepada Nahdlatul Ulama. Karena dalam kebersamaan akan muncul keberkahan. 
 
“Bagaimanapun juga rukun, guyub akan menurunkan sebuah keberkahan dan dari barokah itulah akan membawa kemanfaatan kepada kita dalam kehidupan sehari-hari. Makanya kaidah kita dalam berkhidmat dalam silatda 2 adalah nderek (ikut, red) kiai,” urainya.
 
Ketua PCNU Kabupaten Mojokerto, Kiai Abdul Adzim Alwy memberikan semangat kepada kader NU. Dirinya juga mengemukakan bahwa NU adalah Islam Ahlussunah wal Jamaah, Islam yang moderat, tawasuth, Islam rahmatan lil alamin.
 
“Yakni agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW untuk memberikan keselamatan bagi umat,” tegasnya. 
 
Berikutnya dikemukakan bahwa para peserta sejatinya diundang bukan oleh pengurus dan panitia.
 
“Yang mengundang panjenengan semua ini adalah para pendiri Nahdlatul Ulama. Semoga kita senantiasa mengikuti para ulama dan mendapat barokah dari ulama NU. Mudah-mudahan NU Mojokerto bisa lebih memberikan manfaat dan bermartabat,” katanya .
 
Salah seorang Koordinator Bidang Pengkaderan PWNU Jawa Timur, H Syamsul Rizal mengingatkan peserta silatda terkait motivasi bergabung dan berkhidmat di NU.
 
“Masuk NU kalau ingin barokahnya muassis NU, berarti harus bergerak dan menghidupkan. Tidak menggantungkan hidup di NU. Kekompakan kader PKPNU adalah senjata utama bagi nahdliyin,” kata Gus Rizal, sapaan akrabnya. 
 
Katib PCNU Jombang tersebut juga mengingatkan untuk mandiri dengan tidak bergantung kepada siapapun. Berdirinya sejumlah usaha yang diinisiasi kader dan anggota NU menunjukkan hal tersebut. 
 
“Kegiatan ini juga membangun kesadaran bahwa kita bisa bangkit dengan kaki dan tangan sendiri, bukan dari bangsa lain. Ini juga menunjukan kemandirian ekonomi di Nahdlatul Ulama yakni dari NU, oleh NU dan untuk NU,” tegasnya
 
Lebih lanjut, Gus Rizal mengingatkan tiga hal penting yang diutamakan dari PKPNU, yakni ideologi, kemandirian, dan penguatan akidah. 
 
“Penguatan akidah dan ideologi oleh PCNU diharapkan memberikan dampak kepada warga NU Mojokerto. Karena itu, ideologi mestinya diperkuat. Karena jika organisasi lemah, maka Nahdlatul Ulama tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak ada regenerasi, tidak ada kader yang mengganti. Menjadi pengurus NU merupakan tanggung jawab besar,” pungkasnya. 
 
 
Pewarta: Syaiful Alfuat
Editor: Ibnu Nawawi