Daerah

Ahad Besok, Peringatan Haul Ke-118 KH Sholeh Darat

Sab, 23 Juni 2018 | 12:00 WIB

Ahad Besok, Peringatan Haul Ke-118 KH Sholeh Darat

Makam KH Sholeh Darat di Komplek Bergota Semarang

Semarang, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Semarang bersama Jam'iyah Pengajian Ahad Pagi 1939 dan Komunitas Pecinta KH Sholeh Darat (KOPISODA) akan meggelar Peringatan haul ke-118 KH. Sholeh Darat pada hariĀ  Ahad Kliwon, 10 Syawal 1439 J24 Juni 2018 di komplek makam Bergota Kota Semarang.

Haul ulama besar ini akan dimulai pukul 07.00 ā€“ 09.00 wib dengan rangkaian acara ziarah dan Tahlil Akbar. Kegiatan untuk umum ini bakal diisi mauidhah hasanah oleh Habib Umar Muthohar (Wakil Mudir ā€˜Am Idaroh Aliyah Jamā€™iyyah Ahlit Thariqah Al-Muā€™tabarah An-Nahdliyyah (Jatman).

Kiai Sholeh Darat wafat pada 1903, tepatnya hari Jumā€™at Legi 28 Ramadhan 1312 H. Sebagian besar santri-santrinya di kemudian hari menjadi ulama-ulama besar di antaranya KH Hasyim Asyari (pendiri NU), KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah ), KH Munawir (pendiri pesantren Krapyak Yogyakarta) dan kiai lainnya.

Penentuan waktu haul (10 Syawal) yang berarti bergeser 12 hari dari hari wafatnya, karena jika waktunya disamakan dengan saat wafat kyai Sholeh maka umat Islam akan kesulitan membagi waktunya, mengingat pada tanggal itu umat Islam sedang menghadapi hari raya Idul Fitri, sehingga waktunya digeser pada 10 Syawal yang sekarang dijadikan acuan waktu haul.

Menurut catatan Abdullah Salim (almarhum) yang dimuat di buku Semarang Jalan Kenangan, sepeninggal Kiai Sholeh, lembaga pendidikan berupa pesantren yang telah berhasil melahirkan ulama-ulama besar tidak ada yang melanjutkan.

Namun, meski pesantrennya telah tiada, ajaran-ajarannya dapat dinikmati oleh umat Islam di Indonesia hingga sekarang melalui peran dan pengabdian murid-murid atau santri-santrinya yang di kemudian hari menjadi ulama besar, dan memiliki santri dalam jumlah besar.

Selain itu buku-buku atau kitab-kitab karangannya tentang fiqih, tasawuf, tafsir, dan sebagainya hingga kini masih dikaji oleh umat Islam di berbagai penjuru tanah air. (Samsul/Muiz)