Daerah

Ada Air Berkah di Makam Keluarga Pesantren Sukorejo

NU Online  ·  Kamis, 20 Desember 2018 | 03:00 WIB

Ada Air Berkah di Makam Keluarga Pesantren Sukorejo

Peziarah membaca al-Quran dan tahlil di makam Pesantren Sukorejo.

Situbondo, NU Online 
Di antara pesantren yang kerap menjadi jujugan peziarah adalah Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah yang berada di Dusun Sukorejo, Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Bukan semata karena pesantren ini memiliki hingga hampir sepuluh ribu santri, juga dalam rangka mencari berkah.

Maklum saja, di Pesantren Sukorejo (sebutan untuk pesantren ini) terdapat tokoh yang demikian dihormati, KHR Azim Ibrohimy yang juga pengasuh. Dan di barat masjid pesantren juga ada makam keluarga, termasuk pahlawan nasional, KHR As’ad Syamsul Arifin.

“Kalau ada agenda ke Banyuwangi ataupun Jember, saya usahakan ziarah ke makam ini,” kata Wasid Manshur dari Surabaya, Kamis (20/12). Bagi dosen di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel ini, Pesantren Sukorejo dan keluarganya memiliki makna sangat dalam. 

KHR Syamsul Arifin sebagai pendiri dan pengasuh pertama adalah sosok yang sangat langka. “Di tengah belantara kawasan Sukorejo, mampu mendirikan pesantren,” kata pegiat literasi ini. Belum lagi lingkungan sekitar pesantren yang masih didominasi para bromocorah dan perilaku masyarakat yang juga negatif, lanjutnya.

Pantauan NU Online di area makam banyak peziarah yang memanfaatkan waktu dengan mengaji dan membaca tahlil. Yang unik, tidak sedikit dari jamaah yang meletakkan air kemasan di sekitar pagar pembatas makam.

“Saya menitipkan air kemasan ukuran besar untuk diletakkan di sekitar pesarean,” kata Asy’ari. Air tersebut sengaja ditinggal oleh peziarah dari Sumenep tersebut untuk beberapa waktu. Nanti air akan diambil kembali.

Air kemasan dengan berbagai ukuran tersebut diletakkan berjejer di sekitar makam. “Biar berkah, menunggu banyak peziarah yang ngaji dan membaca tahlil,” kilahnya. Semakin lama waktu menaruh air, maka akan kian banyak peziarah yang datang. Dengan demikian bacaan kalimat thayyibah semakin banyak yang merasuk di air kemasan, lanjutnya.

Muhamad Munir tidak khawatir air akan hilang. “Mana ada peziarah yang akan mengambil air kalau bukan miliknya?” ungkapnya. Dirinya yakin, para peziarah memiliki niat baik dan tak akan mengambil barang yang bukan miliknya.

Peziarah dari Probolinggo tersebut bersama pengunjung yang lain memang sengaja melakukan itu. “Tabarrukan kepada para almarhum sekaligus mencari keberkahan dari bacaan peziarah,” ungkapnya.

Ada juga rombongan peziarah dari Jember. Mereka datang untuk melakukan khataman al-Qu'an. "Masing-masing peserta rombongan kami bagi juz berapa yang akan dibaca," kata Abdul Hadi selaku ketua rombongan.

Tidak lupa, sebagian jamaah meletakkan air minum kemasan berbagai ukuran di sekitar makam. Sekitar setengah jam, rombongan merampungkan seluruh juz dan dilanjutkan dengan tahlil berjamaah. 

Bagi peziarah dari berbagai kota, silakan datang ke Pesantren Sukorejo. Mungkin berminat memondokkan anak dan keluarga karena di pesantren ini tersedia lembaga pendidikan yang lengkap. 
Dan bagi yang hanya ingin berziarah, tentu menyempatkan membawa air kemasan. Di sekitar makam juga telah disediakan air sesuai kebutuhan dengan mengganti biaya untuk dimasukkan ke dalam kotak. (Ibnu Nawawi)