Daerah

6 Penyakit Bisa Menyerang Seseorang yang Tak Bisa Atur Pola Makan saat Lebaran

Sen, 24 April 2023 | 08:30 WIB

6 Penyakit Bisa Menyerang Seseorang yang Tak Bisa Atur Pola Makan saat Lebaran

Ilustrasi seseorang terkena penyakit flu dan batuk. (Foto: NU Online/Freepik)

Sumenep, NU Online 
Pengurus Cabang (PC) Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Sumenep, Jawa Timur, dr H Slamet Riadi menyebutkan beberapa penyakit yang biasa menyerang seseorang lantaran tidak bisa mengatur pola makan saat lebaran. Lebaran memang identik dengan aneka makanan dan minuman olahan yang disiapkan masyarakat pada umumnya untuk para tamu, mulai dari sanak saudara, hingga sahabat.

 
Berikut penyakit yang cenderung menyerang seseorang karena kurang bisa mengatur pola makan setelah Ramadhan atau saat lebaran.


1. Flu dan Batuk

Dikatakan dr Slamet, penyakit ini bisa dengan mudah terjadi jika kerap mengonsumsi minuman manis dan dingin. Memang minuman ini menyegarkan, namun jika terlalu sering mengonsumsinya, minuman ini bisa menyebabkan flu dan batuk.


2. Maag

Ia mengutarakan, penyakit maag dapat terjadi akibat perubahan pola makan setelah berpuasa. Penyakit ini juga bisa muncul akibat terlalu banyak mengonsumsi makanan pedas dan bersantan saat lebaran. 


"Gejala maag yang terjadi adalah nyeri pada perut bagian atas, mual, muntah, sering bersendawa, nyeri ulu hati, dan kembung pada perut bagian atas. Jika kamu memiliki maag sebelumnya, sebaiknya batasi makanan yang dihindari penyakit maag," ucapnya kepada NU Online, Ahad (23/04/2023).


3. Diare

dr Slamet menyatakan, masalah pencernaan yang bisa terjadi saat lebaran adalah diare. Hal ini bisa terjadi karena pola makan yang buruk sehingga menyebabkan masalah buang air besar yang menyebabkan proses tersebut terjadi secara tidak normal. Misalnya buang air besar lebih dari tiga kali dalam sehari dengan feses atau kotoran yang cenderung lunak atau cair. Gejala ini biasanya juga dibarengi dengan demam, mual, muntah, perut kembung, hingga rasa nyeri pada perut.


"Untuk itu, pastikan untuk membatasi makanan pedas, hindari makanan yang kurang terjaga kebersihannya serta menghindari makanan yang berpotensi mengiritasi lambung seperti makanan asam, berminyak, dan minuman bersoda," imbau pria yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) Sumenep ini.


4. Hipertensi

Ia menegaskan, penyakit ini bisa kambuh jika terlalu banyak konsumsi makanan berlemak. Ia menyarankan untuk membatasi makanan tersebut, karena jika semakin parah, hipertensi bisa membuat pengidapnya mengalami pusing, sakit kepala, mual, kelelahan, hingga penglihatan buram.


5. Radang tenggorokan

Menurutnya, radang tenggorokan bisa muncul akibat terlalu banyak mengonsumsi makanan pedas. Gejala yang muncul tersebut seperti sakit pada tenggorokan, sakit saat menelan, dan sakit kepala yang hebat.


6. Nyeri otot 

Saat lebaran, kata dr Slamet, nyeri otot menjadi salah satu penyakit yang berisiko menyerang. Nyeri otot biasanya terjadi saat seseorang melakukan aktivitas fisik yang cukup tinggi. 


"Momen lebaran kerap diisi dengan bersilaturahim dan mengisi waktu liburan dengan mengunjungi tempat wisata bersama keluarga. Hal ini yang bisa menjadi pemicu terjadinya nyeri pada bagian tubuh tertentu. Biasanya nyeri otot bisa hilang dengan sendirinya dengan beristirahat yang cukup," terangnya.


dr Slamet mengatakan, persediaan makanan pasti sangat berlimpah saat lebaran. Mulai dari camilan hingga makanan berat tersaji di depan mata. Untuk itu, ia mengimbau agar tidak lapar mata untuk menikmati semua makanan yang disajikan.


"Pilih beberapa makanan yang kiranya menjadi makanan favorit kita saat lebaran. Kita bisa menikmati makanan dengan porsi yang kecil-kecil atau sedikit. Jangan makan satu jenis makanan dalam jumlah yang banyak. Pasalnya, nantinya kita pasti akan bertemu dengan beberapa jenis makanan lain yang juga ingin kita nikmati," urainya.


Selain itu, tubuh seseorang baru saja menjalani puasa selama 30 hari, kemungkinan tubuh mulai terbiasa dengan pola makan yang sedikit. Dikhawatirkan jika makan berlebihan dan tidak memikirkan porsi makan, lambung akan kaget bahkan yang paling buruk bisa terkena maag saat sedang bersilaturahim di hari raya.


Tak hanya itu, ia menyarankan untuk membatasi jenis makanan tertentu. Terutama jenis makanan bersantan dan makanan manis yang banyak tersaji di piring saat merayakan Hari Raya Idul Fitri.


"Batasi jenis makanan tertentu, misalnya makanan yang bersantan. Makanan yang bersantan mengandung lemak jenuh atau lemak tinggi yang bisa membuat kita berisiko mengidap kolesterol. Batasi juga makanan manis, sebab penyakit diabetes, berat badan berlebih, dan kerusakan gigi bisa mengintai kita jika berlebihan mengonsumsi makanan manis," sarannya pada Nahdliyin.


Ketua LK Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Gapura itu menyarankan untuk berhenti makan saat sudah merasa kenyang. Salah satu alasan berat badan cepat naik saat hari lebaran karena cukup sering mengabaikan rasa kenyang yang dirasakan. 


"Biasanya, saat kita sudah dalam keadaan terlalu kenyang kita baru berhenti makan. Kita bisa mengalihkan rasa lapar palsu kita dengan mengalihkan perhatian, misalnya ngobrol dengan sanak saudara atau minum banyak air putih agar tidak terus merasa lapar dan tubuh kita juga akan sehat karena kebutuhan air tercukupi," terangnya.


Yang terakhir, dr Slamet menyarankan untuk mengonsumsi sayur. Menurut pandangannya, jika tersaji berbagai macam makanan, cobalah perbanyak sayur pada piring. Dengan begitu akan merasa kenyang dan kebutuhan serat kita akan tercukupi.


"Jika sayur yang dimaksud mengandung kuah santan, kita bisa mengurangi kuah santannya dan perbanyak porsi sayurannya untuk kita nikmati. Selain sehat, kita juga akan terhindar dari penyakit kolesterol," tandasnya.


Kontributor: Firdausi
Editor: Syamsul Arifin