Daerah

4444 Butir Shalawat Nariyah

NU Online  ·  Sabtu, 28 September 2013 | 08:05 WIB

Warga desa Wiroregan Kartasura Sukoharjo, Selasa (24/9) malam tampak ramai berjalan menuju masjid Sanjaya. Mereka adalah jama’ah mujahadah shalawat nariyah yang memang rutin digelar seminggu sekali yakni setiap Selasa malam Rabu.<>

Acara yang diselenggarakan warga Ngadirejo dipelopori oleh H Sumadi yang juga pengurus MWCNU Kartasura.

Selain sebagai sarana do’a, mujahadah ini dimaksudkan untuk mengumpulkan jama’ah serta menjaga masjid-masjid NU agar tetap makmur dengan kegiatan-kegiatan ke NU-an sehingga tidak diusik oleh pihak lain yang berkepentingan khusus.

“Pada awalnya acara ini diadakan di rumah saya, namun seiring banyaknya masjid-masjid NU di desa Ngadirejo yang mulai dikuasai oleh orang-orang berpaham lain, maka acara rutinan ini diadakan di masjid dan di rumah jama’ah,” ujar H Sumadi saat ditemui NU Online di kediamannya, Jum’at (27/9)

Mujahadah shalawat nariyah dilaksanakan setelah shalat Isya’. Jama’ah yang hadir tidak dibatasi, dari anak kecil sampai orang tua semua dapat mengikuti dengan khidmat.

Sebelum acara dimulai, panitia terlebih dahulu membagikan selebaran kertas yang bertuliskan urutan bacaan mujahadah dan juga membagikan tasbih yang keseluruhan berjumlah 4444 butir, yang mana setiap butirnya dibacakan satu shalawat nariyah.

Setelah pembacaan shalawat nariyah usai, panitia menyodorkan kotak amal sebagai uang kas jama’ah. Dan setiap pertemuan jumlah uang tersebut terus ditambahkan.

“Saat ini jumlah uang kas tersebut sudah jutaan, biasanya uang ini dipakai untuk kegiatan sosial, misal untuk membantu jika ada jama’ah yang sakit,” papar aktivis GP Ansor Sukoharjo tahun 60-an.

Jadi, dari kegiatan rutinan ini selain manifestasi dari ibadah ritual untuk meningkatkan kesalehan individual, juga menekankan kepada jama’ah akan pentingnya ibadah sosial yaitu berupa keperdulian kepada sesama, pungkasnya. (Ahmad Rosyidi/Anam)