Daerah

29 Santriwati Pesantren Kempek Keracunan

NU Online  ·  Selasa, 27 Maret 2007 | 03:05 WIB

Cirebon, NU Online
Kejadian menggemparkan kalangan santri terjadi di Pondok Pesantren (Pontren) Kempek, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon. Sedikitnya 29 santri putri di lingkungan pontren yang diasuh oleh kakak kandung dari KH Said Aqil Siraj, yakni KH Ja’far Aqil Siraj mengalami keracunan. Mereka muntah-muntah dengan kondisi badan lemah. Berdasarkan keterangan, diduga kejadian itu disebabkan para santriwati mengonsumsi ikan jenis tongkol.

Ke-29 santriwati oleh pihak pontren langsung dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Sumber Waras, Kecamatan Ciwaringin. Namun para pengelola pontren, teman-teman santri dan sejumlah keluarga korban yang datang menjenguk merasa lega, setelah beberapa jam kemudian santriwati yang berasal dari Cirebon, Indramayu dan Kuningan, Jawa Barat itu dapat ditolong oleh tim medis dan kondisinya kembali membaik.<>

Kejadian keracunan ikan tongkol itu bermula pada Sabtu (24/3) lalu para santri membeli ikan tongkol dari pedagang keliling untuk disantap sebagai lauk. Tidak lama setelah menghabiskan makan sore, sekitar pukul 17.40 seorang santri merasakan perutnya mulas disertai muntah-muntah. Dan ternyata disusul beberapa santriwati lainnya mengalami hal yang sama. Pada awalnya hanya sakit biasa, ternyata dirasakan secara berjamaah.

Pengasuh Pontren Kempek, KH Ja'far Aqil Siraj membenarkan kejadian yang dialami santriwatinya. Kang Ja’far, panggilan akrab ketua MUI Kabupaten Cirebon ini mengaku pihaknya langsung tanggap dengan membawanya ke RS, begitu melihat gelagat aneh yang dialami anak didiknya. Karena kendaraam di sekitar pontren hanya satu unit, maka untuk membawanya ke RS harus dilakukan tiga kali jalan. Ia benar-benar tidak menyangka kejadian itu. Karena, peristiwa ini terjadi setelah dirinya memeriksakan kesehatan ke dokter.

"Sepulang dari dokter untuk memeriksakan diri, ada beberapa santri saya yang muntah-muntah. Kebetulan masih ada supir, mereka dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan, tiga kali pulang pergi dengan mobil. Ini musibah karena santri biasa beli. Saya bersyukur tidak ada yang parah dan semua sudah baik lagi," papar Kang Ja'far.
Pihaknya sangat bersyukur, karena setelah ditangani tim medis sekitar 18 santriwati pada Sabtu malam sekitar pukul 23.00 dinyatakan sudah pulih dan bisa kembali ke pondok.

Keesokan harinya, pada Minggu (25/3) siang, menyusul 10 santri lainnya juga membaik dan sudah bisa check out dari rumah sakit, sedangkan salah seorang santriwati yang kondisinya paling lemah, sore harinya juga sudah membaik dan dinyatakan bisa pulang.

"Sebagian dari para santri itu ada yang istirahat pulang ke rumah dijemput oleh keluarganya, sebagian lagi masih tetap berada di pondok. Mereka sudah bisa mengikuti pengajian dan kegiatan belajar seperti biasanya," ujarnya.(ksd)