Balitbang Kemenag

Perdalam Materi sebelum Pertemuan Daring, Solusi Belajar di Masa Pandemi Covid

Kam, 29 Juli 2021 | 16:01 WIB

Perdalam Materi sebelum Pertemuan Daring, Solusi Belajar di Masa Pandemi Covid

Ilustrasi: Efektivitas flipped classroom, menjadikan belajar dari rumah sebagai salah satu indikator dan media uji coba perencanaan pendidikan Indonesia di masa depan. 

Memasuki era 'kenormalan baru' atau aman Covid-19 dan produktif, model pembelajaran flipped classroom menjadi penting untuk diterapkan di madrasah. Model ini diyakini akan memudahkan efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran di masa depan.


Hal itu merupakan rekomendasi dari penelitian berjudul Model Pembelajaran Flipped Classroom pada Madrasah di Era Kenormalan Baru yang dilakukan tahun 2020. Penelitian dilakukan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan pada Balitbang Diklat Kementerian Agama RI.


Flipped classroom adalah model pembelajaran ketika siswa sebelum memulai belajar dengan guru, lebih dulu mempelajari materi di rumah sesuai dengan tugas yang diberikan oleh guru. Pada metode ini, guru bisa membuat video apa yang diajarkannya dan diberikan kepada siswa.


Para peneliti dalam laporannya menyebutkan model flipped clasroom adalah aktivitas pembelajaran yang biasanya diselesaikan di kelas, sekarang diselesaikan di rumah, dan aktivitas-aktivitas pembelajaran yang biasanya dikerjakan di rumah sekarang dapat diselesaikan di kelas.


Siswa membaca materi, membaca video pembelajaran sebelum mereka datang ke kelas dan mereka mulai diskusi, bertukar pengetahuan, menyelesaikan masalah, dengan bantuan siswa yang lain dan guru. Salah satu kelebihan model ini untuk menjawab tantangan siswa masa kini.


Para peneliti percaya, membalik proses pembelajaran, harus mulai menjadi keseharian praktik di madrasah saat memasuki era kenormalan baru. Siswa madrasah perlu lebih banyak dibebaskan untuk mencari sendiri bahan belajar di luar aktivitas di kelas atau di rumah mereka, untuk kemudian didiskusikan secara lebih intensif dalam aktivitas belajar di dalam kelas.


“Pada konsep ini, siswa masuk ke dalam kelas dengan berbekal pemahaman tentang kebutuhan belajarnya, dan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah penegasan tentang pemahaman kebutuhan yang telah dimiliki setiap siswa. Ini yang dalam pendekatan pembelajaran dinamakan sebagai flipped classroom,” tulis para peneliti.


Daring lebih efektif
Disebutkan dalam laporan tersebut, pembelajaran yang berkualitas dan inklusif dari Pusat Penelitian Kebijakan Balitbang Kemendikbud (2019) menunjukkan 67,5 persen guru menyepakati bahwa metode flipped classroom dalam pembelajaran dinilai lebih efektif dibandingkan dengan metode belajar tatap muka satu arah yang biasa terjadi di dalam kelas.


Aktivitas belajar di luar sekolah mendorong pembelajaran dapat dilakukan dengan didasarkan pada pemahaman tentang kondisi dan kebutuhan anak-anak yang sebenarnya. Siswa melalui orang tua diberikan otonomi yang memerdekakan dalam mengelola proses belajaranya sehari-hari.


Siswa juga lebih banyak didekatkan dengan keluarga inti mereka untuk dapat saling belajar dan memberikan masukan. Orang tua berperan sebagai fasilitator belajar, namun aktivitas belajar tetap diserahkan sepenuhnya kepada anak-anak.


Pada ranah ini, belajar dari rumah memberikan keleluasaan pada anak-anak untuk menemukan hakikat belajarnya. Siswa atau anak didorong pada keyakinan bahwa pada dasarnya, setiap anak dapat bertumbuh secara alami melalui prinsip mencontoh dan menduplikasi lingkungannya tanpa harus selalu mendapatkan pendidikan pada institusi formal bernama madrasah atau sekolah.


Peneliti lalu menyebut, momentum pelaksanaan kebijakan belajar dari rumah menjadi pintu pembuka berbagai kekurangan dan kelemahan dalam pendidikan Indonesia, termasuk madrasah, selama ini untuk secepatnya dapat diperbaiki.


Belajar dari rumah menyadarkan banyak pihak bahwa melakukan variasi pendekatan pembelajaran dengan sistem tatap muka di dalam kelas melalui metode semacam flipped classroom akan memudahkan efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran di masa depan.


Penulis: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori