Warta

Wadah Baru Diperlukan untuk Tampung Basis Profesional NU

Senin, 21 Juli 2008 | 05:37 WIB

Yogyakarta, NU Online
Forum Komunikasi Mahasiswa Nahdlatul Ulama se-Jawa (FKMNUJ) adalah wadah baru bagi mahasiswa NU di Jawa yang belajar di kampus-kampus umum. Selama ini, NU dinilai masih memiliki keterbatasan dan kelemahan pada basis profesional.

Namun meski memokuskan garapan pada kampus berbasis ilmu umum, FKMNUJ tetap terbuka untuk kampus agama dalam menjalankan komitmen yang sama untuk meningkatkan dakwah NU melalui jalur kampus.<>

Ketua delegasi KMNU IPB Ahmad Fahir usai terbentuknya FKMNUJ, Ahad (20/7) kemarin menyatakan, saat ini ada kebutuhan bersama yang bersifat sangat mendesak terkait penguatan NU di kampus umum. Kuatnya penetrasi gerakan berbasis idiologi transnasional, hanyalah salah satu faktor.

“Mewabahnya gerakan transnasional bukanlah ancaman, tetapi tantangan bagaimana NU berbuat lebih nyata dengan cara membentengi anak-anak NU yang kuliah di kampus agar tidak masuk angin atau terpengaruh idilogi lain,” paparnya.

Lebih kanjut Fahir mengatakan, kebutuhan lain yang tidak kalah mendesaknya adalah keterbatasan dan kelemahan basis NU dari kalangan profesional.

Linkage yang dibangun hari ini, dalam jangka panjang kami harapkan dapat menjawab persoalan kelangkaan SDM dan ilmuwan dari basis kajian umum yang sering menerpa NU,” harap mahasiswa Program Komunikasi Pembangunan Pascasarjana IPB itu.

Siti Frihatin, mahasiswa Fakultas Kehutanan (Fahutan) IPB menimpali, pertemuan yang melibatkan mahasiswa NU dari berbagai kampus umum di Jawa adalah terobosan yang positif untuk meningkatkan pemberdayaan warga NU di kampus.

“Sejauh ini NU sulit berkembang di kampus. Saya berharap berbagai persoalan dan tantangan yang dihadapi, dapat diatasi bersama. Di sinilah perlunya sharing,” terangnya.

Sementara itu Furqon dari UNY mengatakan, selama ini NU menghadapi kendala yang serius dalam melakukan marketing di kalangan kampus. “Kita sering mengalami kesulitkan memasarkan NU di kalangan mahasiswa dan dosen. Tak heran kalau perkembangan dakwah NU di kampus berjalan lambat. Hal inilah yang akan menjadi konsen dibentuknya wadah baru mahasiswa NU di Jawa.”

Sedangkan Andri dari UIN Malang menyampaikan perlunya NU melakukan terobosan-terobosan dalam melebarkan sayap dakwahnya di kampus. Langkah-langkah dimaksud antara lain berupa penguatan program beasiswa dan pengembangan paham ahlusunnah wal jamaah di kalangan mahasiswa.

Selain menyepakati dibentuknya wadah FKMNUJ, pertemuan juga menyepakati untuk menyusun databes, membuat mailinglist, melakukan kerjasama kegiatan yang bersifat kondisional, dan paling telat dalam kurun enam bulan ke depan diselenggarakan kegiatan serupa yang lebih akbar dan diperluas ke kampus-kampus lain.

Para peserta menyepakati pertemuan kedua diselenggarakan di Kota Bogor dengan menempatkan IPB sebagai tuan rumah. Sedangkan materi yang akan menjadi kajian adalah Diklat Aswaja, dengan melibatkan pemateri dari PBNU dan pakar NU dari berbagai kampus besar di Jawa.

“Kami berharap pertemuan di IPB akan dihadiri oleh lebih banyak kampus. Untuk di UGM sebetulnya kami telah menyebarkan info ke semua rekan se-Jawa, termasuk dibantu oleh kawan-kawan dari Jawa Timur dan Jawa Barat. Namun yang sempat hadir hanya Sembilan kampus, sesuai dengan simbol NU,” tambah Furqon dari UNY. (hir)


Terkait