Jakarta, NU.Online
Kapasitas NU harus difungsikan dalam bingkai kebangsaan, janganlah tercerai berai hanya karena kepentingan sesaat, kepentingan NU jauh lebih penting yaitu memelihara gerakan keumatan dan kebangsaan secara utuh. Demikian pemaparan ketua umum PBNU KH.Hasyim Muzadi, saat mengawali pidatonya dalam acara seminar sehari dengan tema “Menempatkan Peranan yang Tepat muballigh muballighoh NU dalam menghadapi pemilu 2004, jakarta (22/1)
“Bagaimanapun peran muballigh sangat dibutuhkan dalam mengkampanyekan pentingnya persatuan umat, terlebih dalam konteks seperti saat ini, muballigh harus jadi embrio persatuan bukan pemecah belah,” jelas Hasyim Muzadi.
<>Karena itu nilai-nilai yang disampaikan para mubaligh-mubalighah itu haruslan nilai-nilai yang mendorong pada terciptanya semangat menjaga persatuan, mengedepankan visi kebangsaan. Disinilah peranan NU dalam membingkai nasionalisme, janganlah terjebak pada kepentingan sesaat. “NU jangan hanya ditugasi cari penumpang saja seperti kenek apalagi untuk kendaraan yang nantinya malah meninggalkan NU, tambahnya
Lebih jauh Hayim Muzadi menegaskan, karena tugas mubaligh adalah menyampaikan pesan-pesan moral kepada masyarakat. Pesan yang disampaikan itu tentu dibingkai dengan pemikiran dan nilai-nilai. Dari itu ia berpesan kepada para mubalig-mubalighah NU dalam seminar ini akan ada pembahasan pemikiran yang bertujuan untuk meneguhkan paham Islam kebangsaan dan Islam kerakyatan. "Kita mencari paradigma untuk membangun pemahaman yang memiliki komitmen kuat pada bangsa ini karena kita hidup dalam masyarakat plural. Dalam hal ini kita akan menyokong pemahaman keagamaan yang toleran terhadap keberagaman dan pluralisme itu," katanya.
Saat disinggung tentang posisi pengurus besar Nahdlatul 'Ulama (PBNU) yang menjadi calon legislatif saat ini, pengasuh pondok pesantren Al-Hikam ini menjelaskan, bahwa mereka harus melepas baju NU saat kampanye, jangan menggunakan institusi NU untuk menyedot konstituen. Dan selama tiga minggu masa berkampanye itu, untuk sementara mereka di non aktivkan dari jabatan struktural pengurus NU. Ini berlaku mulai dari Pengurus besar sampai pengurus ditingkat bawah.
Seminar yang dihadiri oleh kurang lebih 200 muballigh dan muballighoh se jabotabek itu diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul 'Ulama (PP LDNU), hadir dalam kesempatan itu ketua DPP PKB Alwi shihab, Ketua Majlis Tarjih Muhammadiyah, Tarmidzi Tahir dan sejumlah ketua PBNU.(alf/cih)