Warta

Upayakan Pembebasan Sendera Kapal Indonesia lewat Ulama

Ahad, 10 April 2011 | 07:04 WIB

Jakarta, NU Online
Berbagai langkah dilakukan untuk segera membebaskan kapal Mv Sinar Kudus yang dibajak di Somalia. Pemilik kapal, PT Samudera Indonesia meminta Sekjen International Conference of Islamic Scholar (ICIS) KH Hasyim Muzadi ikut melakukan upaya pembebasan lewat jalur ulama Somalia yang tergabung dalam ICIS.<>

Pengasuh pondok pesantren Al Hikam Malang dan Depok ini dinilai PT Samudera Indonesia punya jaringan ulama cukup kuat di Somalia. Terlebih, selama ini, ia berhasil membantu pembebasan tawanan di sejumlah Negara, termasuk warga Korea Selatan yang disandera oleh Taliban di Afghanistan beberapa waktu lalu.

Terkait itu, KH Hasyim Muzadi menggelar pertemuan dengan Dubes Somalia Muhammad Alu, di kediaman Dubes Somalia, di Jl Salak No 5 Jakarta Pusat, Sabtu (9/4). Pertemuan ini juga dihadiri dua Pimpinan PT Samudera Indonesia, yaitu Masli Mulya (Presdir) dan Adham (Direktur), serta ulama Sudan terkemuka Syekh Syarif Ahmad yang sangat memahami kondisi Somalia.

“Ia, ICIS diminta mengambil langkah pertolongan sehubungan dengan disanderanya kapal Mv Sinar Kudus milik PT Samodera Indonesia,” ungkap Kiai Hasyim usai pertemuan tesebut.

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini mengungkapkan, pihaknya langsung melakukan langkah-langkah strategis agar kapal beserta awaknya segera dibebaskan.

“ICIS akan melakukan penjajagan intensif guna mencari solusi. Melalui jaringan ulama di sana, ICIS mencoba mencari tahu bagaimana dapat menghubungi para sandera,” katanya.

Agar sandera cepat dibebaskan, Kiai Hasyim mendesak pemerintah Indonesia juga melakukan langkah-langkah kongkrit. Tanpa peran pemerintah yang maksimal, upaya pembebasan akan sulit dilaksanakan.

“Bantuan pemerintah RI tentu diperlukan untuk menunjukkan kekuatan, agar negosiasi lancar. Hal ini juga dilakukan Negara-negara lain seperti Malaysia, Korsel, Jepang dan Filipina yang terkena penyanderaan di kawasan yang sama,” jelasnya.

Kiai Hasyim mengakui, ICIS banyak berperan melakukan pembebasan tawanan di luar negeri. Namun, tegasnya, bantuan semua pihak, terutama pemerintah tetap sangat dibutuhkan.

“Dalam sejarah penyanderaan, ICIS pernah menolong relawan dari Korsel yang disandra Taliban Afgaistan dan berhasil sukses dan selamat. Juga warga NU dari Mojokerto yang ditahan Iran karena menumpang kapal Amerika dan memasuki wilayah Iran,” katanya.

Mengingat banyaknya orang yang ikut ditawan dalam kapal itu, Hasyim berharap upaya yang dilakukan ICIS segera membuahkan hasil.

“Tahun lalu ada orang Indonesia, semula dijatuhi hukuman mati di Iran. akhirnya diringankan menjadi hukuman dua tahun. Semoga kali ini langkah ICIS membuahkan hasil,” pungkasnya. (mad)


Terkait