Pancor, Lombok, NTB, NU Online
Musabaqah Fahmi Kutubit Turats (Mufakat) hari ini memasuki babak penyisihan. Peserta dari 33 kafilah dan tuan Rumah Pesantren Nahdlatain Nahdlatul Wathan Pancor menunjukan kebolehan mereka membaca, memahami dan mengupas kandungan kitab kuning.
Selain membaca dan menguliti kandungan kitab kuning, peserta juga harus mampu menjawab pertanyaan dari para dewan hakim. Dewan hakim akan menilai kemampuan peserta lebih utuh, baik dari bacaannya, i’rab, makna dan kandungannya. Dengan cara ini peserta akan lebih leluasa memberi jawaban argumentatif berdasar pengetahuan dan maraji yang dimusabaqahkan.
<>
Untuk menunjang kelancaran dan ketertiban musabaqah, panitia membagi dan menyediakan tempat perlombaan secara khusus dan terpisah-pisah. Panggung utama disediakan panitia untuk debat Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Musholla al-Abror ditempati untuk musabaqah hadis tingkat Ulya dan Wustha. SMK NW Pancor untuk Tarikh Ulya.
Sementara di sekretariat baru ditempati bidang Akhlak dan Fiqh untuk tingkat Ulya dan Wustha. Ma’had Darun Nahdlatain NW Pancor untuk Ushul Fiqh tingkat Wustho dan Ulya. Aula MTS Muallimat untuk balaghah Wustha dan Ulya. Musholla panti asuhan untuk Nahwu marhalah Ula. Aula panti asuhan untuk arena musabaqah Nahwu marhalah Wustha. Tempat lain yang disediakan adalah Aula MA Mu’allim, Musholla MA Mu’allimat dan Aula MA Hamzanwadi. Tempat ini digunakan untuk arena musabaqah Tarikh Wustha, Tarikh Ula dan Nahwu Ulya.
Peserta dari Kafilah Sumatera Utara, Hafidz Idris, dari marhalah Hadis Ulya seusai maju dari arena musabaqah mengungkapkan perasaannya, “Saya merasa tak pandai. Saya sama sekali tak memikirkan juara. Saya semata mata mencari keberkahan dari silaturrahmi ini. Saya taat pada apa yang disarankan muassis saya. Secara pribadi saya lebih cinta pada kitab kitab klasik yang ditulis oleh salafus sholihin”
Peserta yang dibawah asuhan Muassis Mustofa Husein dari Pesantren Mandailing Natal ini nampak berbahagia ikut menjadi bagian kafilah Sumatera Utara dan ikut datang sebagai peserta musabaqah Mufakat ke 4 di Pancor ini.
Penampilan memukau ditampilkan oleh peserta dari Marhalah Ula bidang Tarikh asal Banten yang bernama Prihatini Nur Akmalia. Akmalia peserta yang tercatat dari PP Darul Ahsan Banten ini dapat mengupas Khalashoh Nurul Yaqin dan mempertahankan serta menjawab pertanyaan dewan hakim.
Dewan hakim yang diketuai KH. Mujib Qalyubi MA memberikan aplaus dan terkesima dengan penampilan Akmalia. Media Center Mufakat IV sempat merekam singkat kesan Akmalia seusai tampil di arena Musabaqah.
“Hati saya deg degan. Awalnya terasa grogi. Kemarin di propinsi enggak pakai kitab gundul. Disini pake kitab gundul”, katanya. Ketika ditanya tentang peluang juara, secara santun ia tetap optimis. Menurutnya “di nasehatin guru, orang tua, dan dari kakek. Jangan lupa baca ya qayyu ya qayyum, dan rabbissrrohli shodri. Alhamdulillah dapat menjawab. Kalau juara ya bersyukur. Namun, bukan berharap juara saja tapi mengharap ridho Allah”.
Babak penyisihan musabaqah fahmi kutubit turats dimulai hari ini Rabu 20 Juli 2011 dan akan berlanjut sampai Kamis [21/7/11], Jumat [22/7/11] dan pelaksanaan final pada Sabtu 23 Juli 2011. Musabaqah memperebutkan 20 bidang musabaqah fahmi kutubit turats dan 2 debat Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.
Redaktur: Mukafi Niam