Warta

UIN Malang Gelar Konferensi Internasional "Sastra Arab"

Rabu, 13 Oktober 2010 | 04:29 WIB

Malang, NU Online
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang menyelenggarakan Konferensi Internasional Asosiasi Dosen Ilmu-ilmu Adab (KI ADIA) di kampus UIN Maliki Malang, Selasa-Kamis (12-14/10) besok.

Kegiatan ini bermaksud melakukan kajian mendalam terkait semakin suramnya Budaya dan Sastra Arab dalam dunia pendidikan Islam, khususnya di Indonesia. Hadir sekitar 200 peserta yang merupakan para dosen jurusan Bahasa dan Sastra Arab di Indonesia dan beberapa perwakilan negara muslim.<>

Dalam konferensi perdana tersebut, selain para dosen Jurusan Bahasa Arab se Indonesia sebagai peserta, juga turut hadir dosen perwakilan dari Iran, Libia, Saudi Arabia, Mesir, Brunei Darussalam, Malaysia, Qatar, Bahrain dan Sudan.

Selain Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementrian Agama RI, yang sekaligus sebagai salah satu pembicara dalam acara tersebut. Juga hadir, Wakil Duta Besar Arab Saudi untuk RI, diwakili Syaikh Abdul Aziz.

Ketua Pelaksana, Muhammad Faisol M Ag menyampaikan, kegiatan ini sebagai upaya melestarikan Budaya dan Sastra Arab di Indonesia. yang mulai terkikis oleh budaya-budaya populer. “Kami mengajak kepada semua akademisi Budaya dan Sastra Arab, untuk memberikan kontribusi konkrit terhadap hal tersebut,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Dubes Arab Saudi, Abdul Aziz dalam sambutannya mengatakan, pihaknya sangat apresiatif dengan kegiatan ini, karena akhir-akhir ini bahasa dan sastra arab mulai kurang disentuh oleh masyarakat. Untuk itu, dibutuhkan peran aktif semua pakar pendidikan Bahasa Arab, agar budaya dan sastra Arab dapat membumi kembali di Indonesia khusunya dan di seluruh dunia umumnya.

Najimah Khusein, dosen Jurusan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah Universitas Jabal Algharbi Libia ini juga menyatakan rasa senang dengan adanya kampus-kampus Islam seperti UIN Maliki Malang, karena membantu mengembangkan budaya dan sastra arab.

Najimah Khusein berharap hasil konferensi ini bisa maksimal untuk diterapkan negara masing-masing. “Apapun hasil dari kegiatan ini, saya harap ada follow up, agar tidak berhenti sebatas konsep saja. Sehingga kita benar-benar bisa memberikan peran yang jelas terhadap kelestarian sastra arab,” ucapnya. (nam)


Terkait