Ketua Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Tuty Alawiyah mengatakan seorang dai harus selalu memperluas pengetahuan yang dimilikinya agar dakwah selalu konteksual dengan kondisi yang ada.
“Baca!..baca!, ikuti perkembangan ilmu pengetahuan agar bisa diterima dan dihargai oleh masyarakat,” katanya dalam pendidikan kader dakwah LDNU di Jakarta, Ahad (30/8).<>
Jika dai terus menambah pengetahuan dan memperluas wawasannya, tak hanya dalam satu bidang saja, kemampuannya dalam melihat masalah akan semakin komprehensif sehingga apa yang disampaikan kepada jamaah juga solutif.
Meskipun saat ini sudah bergelar doctor, ia mengaku terus membaca buku dan mengikuti perkembangan terbaru, termasuk dalam bidang teknologi. Ia pernah mengikuti pertemuan yang diadakan Walhi tentang perkembangan energi nuklir dan memposisikan diri bukan siapa-siapa dalam bidang itu.
“Dai tak cukup di masjid saja, kalau di sana, sudah dianggap raja,” tandas daiyah kondang ini.
Saat ini, pendekatan dakwah juga harus berbeda dengan zaman dahulu yang hanya mengikuti pendekatan satu arah, dari dai kepada jamaah. “Sekarang, dakwah harus dua arah, antara jamaah dan dai harus saling berinteraksi,” imbuhnya.
Demikian, pula, strategi dakwah yang berhasil bisa dilakukan dengan cara persuasi, bukan memaksa orang lain untuk mengikuti perintah. (mkf)