Warta

Tradisi Wirausaha Dikalangan Perempuan NU Belum Berkembang

Selasa, 26 Oktober 2004 | 13:31 WIB

Jakarta, NU Online
Tradisi wirausaha dikalangan Perempuan NU tampaknya belum berkembang dengan baik. Hanya sedikit dari mereka yang menggeluti dunia ini. Mereka lebih suka berkecimpung dalam dunia aktifis, tetapi tidak menjadikan dunia aktifis sebagai pintu untuk membuka peluang usaha.

“Keterlibatan dalam dunia usaha hanya ada didalam struktur organisasi saja, tetapi tidak masuk ke dalam bidang usaha secara kongkrit,” ungkap mantan ketua IPPNU Ratu Dian Hatifah yang saat ini aktif menggeluti dunia bisnis. Hal tersebut diungkapkannya disela-sela acara buka bersama di Yayasan Pillar dan Alumni Korp Pergerakan Perempuan PMII (Kopri) di Hotel Gran Alia Cikini.

<>

Beberapa alasan mungkin menyebabkan wirausaha kurang bisa berkembang. Mungkin dominasi ajaran sebagai santri yang lebih berorientasi akhirat menyebabkan urusan dunia menjadi nomer kesekian.
 
Sebenarnya dalam struktur organisasi NU, Muslimat yang merupakan tempat berkumpul para ibu-ibu sangat kreatif dalam mengembangkan usahanya. Mereka banyak memiliki koperasi, rumah sakit, dan bidang usaha lainnya yang secara bisnis menguntungkan.

“Ini bisa menjadi. contoh bagi yang muda, yang tua saja mau membuka usaha, mengapa yang muda tidak mau. Peluang itu bisa menjadi kekuatan. Dunia aktifis jangan dijadikan sebagai terminal akhir, tetapi merupakan peluang untuk membuka usaha baru. Sebaiknya organisasi hanya untuk latihan-latihan dalam membuka peluang, kan jejaring organisasi yang sudah dibina dapat digunakan untuk membuka usaha. Itu yang saya lakukan sekarang,” tandasnya.

Secara kuantitas, jumlah warga NU sangat besar. Namun demikian, secara ekonomi tidak bisa diangkat. Untuk membuat kartu anggota NU dengan biaya 2000 rupiah saja, banyak warga NU dipedesaan yang merasa keberatan.

Dalam kesempatan yang sama, Ahmad Fauzi Darwis, salah satu direktur perusahaan asuransi mengemukakan bahwa perempuan memang kurang asertif atau kurang tegas sehingga belum bisa mengembangkan kemampuan bisnisnya. “Untuk bisa berkembang, organisasi harus disiplin sehingga bisa berkembang dengan baik,” tandasnya.

Dari pengalamannya mengelola organisasi, untuk pekerja tingkat bawah, sebagian besar mereka adalah perempuan. Tetapi ketika menginjak level manajer, sebagian besar dari mereka adalah laki-laki.(mkf)

 


Terkait