Warta

Tayangan Mistik Tidak Mendidik Masyarakat

Jumat, 16 Mei 2003 | 12:05 WIB

Jakarta, NU Online
Maraknya tayangan yang berbau mistik di berbagai stasiun televisi tidak membawa dampak positif bagi masyarakat. “Hantu ditayangkan di televisi. Apa manfaatnya bagi masyarakat,?” kata Syamsul Muarif, Menteri Komunikasi dan Informasi di Aula Fakultas Ekonomi Unair, (14/5).

Maarif mengatakan, karena penonton suka, maka dapat menyedot iklan yang lebih banyak sehingga pendapatan televisi meningkat. Namun demikian, tidaklah bijaksana jika semua hal yang disukai masyarakat, meskipun tidak mendidik, ditayangkan di tv.

<>

Ia menunjukkan sebuah survei bahwa 60 persen orang di Indonesia yang mengakses internet, menyukai situs-situs porno. “Lalu, apakah karena disukai, maka tayangan porno di televisi juga dibiarkan,” kata Maarif.

Syamsul mengatakan, bukan saatnya lagi pemerintah campur tangan terhadap produk televisi, misalnya dengan menegur stasiun yang dianggap menayangkan acara mistik dan pornografi. “Teguran sebaiknya dilakukan oleh dewan pers atau lembaga hukum” katanya. Untuk melindungi masyarakat dari produk media massa, kata Muarif, kini pemerintah telah menggodok RUU tentang Pornografi dan Pornoaksi.

Dalam kesempata terpisah, Riza Primadi, Direktur TransTV, mengakui bahwa tayangan hantu yang di TransTV dalam bentuk acara “Dunia Lain” memang memiliki rating tinggi. Dikatakan, semula TransTV berusaha memberikan tayangan yang berbobot kepada masyarakat. “Tetapi kondisi masyarakat menunjukkan fakta yang lain” kata Riza dalam seminar “Industri Pertelevisian di Indoensia” di gedung FISIP Universitas Airlangga, (14/5).

Riza mengatakan, ternyata tayangan yang berbobot seperti Discovery Channel tidak disukai oleh penonton dan akhirnya TransTV menyerah dengan menayangkan kembali acara yang mungkin dianggap kurang berbobot, tetapi disukai banyak orang.

“Nyatanya, orang suka dengan dangdut dan tayangan hantu” kata Riza. Menurutnya acaranya yang disukai penonton akan menyedot iklan. “Kita harus hidup, kalau tidak kita akan terus berdarah-darah,” kata Riza mencoba memberi alasan. (ti/mkf)

 


Terkait