Jakarta, NU Online, Kongres PMII ke XIV di Kutai telah resmi ditutup pada hari Rabu (24/04) dengan menghasilkan ketua umum baru Malik Haramain. Acara penutupan diikuti oleh 2800 peserta. Nusron Wahid, mantan ketua umum PB PMII mengharapkan agar pihak yang kalah dan yang menang dalam pemilihan ketua umum PB PMII tetap bersama-sama membangun PMII.
Terdapat beberapa catatan dari kongres PMII ke XIV untuk perbaikan ke depan. Saiful Bahri Ansori, mantan Ketua Umum periode 1997-2000 mengatakan, "Kongres ini merupakan kongres yang kurang greget. Peserta saat ini bersikap terlalu pragmatis dan tidak terdapat ide-ide baru yang bisa membawa PMII maju ke depan”.
<>Jalannya acara kongres juga terkesan amburadul. Banyak acara yang berjalan molor hanya karena perdebatan yang tak berujung pangkal, bahkan untuk menentukan tatib saja diperlukan waktu sehari semalam. Selain banyak pembicara yang tidak datang, peserta juga sering terlambat menghadiri acara, sampai-sampai Muhaimin Iskandar, mantan ketua umum PB PMII yang sekarang menjadi anggota DPR dari fraksi PKB meninggalkan tempat diskusi karena tidak ada peserta yang datang. Keterlambatan-keterlambatan inilah yang menyebabkan kongres molor satu hari sehingga menyebabkan membengkaknya biaya. Konon, setiap hari diperlukan dana dua ratus juta rupiah.
Namun demikian, terdapat harapan besar dari para senior terhadap kepemimpinan Malik Haramain. Dari misinya yang ingin mengembalikan garis gerak perjuangan PMII dan intelektualitas yang saat ini mulai memudar dalam kultur PMII, dan juga keinginannya untuk menjalankan program yang lebih membumi, tampaknya ini sesuai dengan keinginan para senior PMII. (Mkf)