Warta

Sudah Seharusnya Atribut GAM Dilepas

Sabtu, 11 Oktober 2008 | 12:19 WIB

Jakarta, NU Online
Kop surat berlambangkan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) atau atribut lainnya sudah seharusnya tidak diperbolehkan lagi untuk digunakan. Alasannya, hal itu dikhawatirkan akan menganggu suasana kondusif bagi kesepakatan damai antara GAM dengan Indonesia.

"Jadi kita melihat tentu komitmen bagi perdamaian di Aceh ini sudah sangat jauh berjalan. Jangan sampai ada isu yang menganggu atau menimbulkan ketidaknyamanan terhadap perdamaian di Aceh," ujar Juru Bicara Departemen Luar Negeri Tengku Faizasyah, Sabtu, (11/10).<>

Diberitakan, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) membatalkan pertemuan dengan mantan para petinggi GAM yang dijadwalkan akan berlangsung di Aceh. Pembatalan tersebut, lantaran JK tersinggung dengan surat undangan yang menggunakan kop GAM dan langsung ditandatangani oleh Hasan Tiro.

"Apakah ini sebuah kealpaan atau kesalahan dari pihak GAM, ini yang perlu dicermati lebih jauh," tukasnya.

Bawa Riak

Sementara itu Pengamat Intelejen Wawan Purwanto berpendapat kedatangan "Wali Nanggroe" Tengku Muhammad Hasan Di Tiro dipastikan akan membawa riak di Aceh yang belakangan telah bersuasana kondusif. Riak ini masih berhubungan dengan semangat Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang ingin memisahkan negeri Serambi Mekah dari Negara Kesatuan Indonesia.

"Pasti akan ada riak kecil. Tidak semua orang memiliki pikiran yang sama," kata Wawan, Sabtu.

Namun, jangan sampai semangat tersebut berujung pada gerakan bersenjata, ataupun teriakan merdeka. Jika hal itu ada, maka harus ada tindakan hukum dari pemerintah Indonesia atau sanksi dari internasional. Karena itu telah melanggar Memorandum of Understanding (Mou) atau perjanjian damai Helsinki. "Jadi kedatangan Hasan Tiro, kita himbau untuk inspirasional bagi MoU," tuturnya.(okz/mad)


Terkait