Warta

Silaturrahmi Idul Fitri Tak Cukup via HP dan Chatting

Selasa, 6 September 2011 | 09:40 WIB

Brebes, NU Online
Hubungan baik dengan Allah SWT (hablum minallah) dan hubungan baik dengan manusia (hablum minanas) dalam kehidupan manusia harus seimbang. Penataan hubungan timbal balik dengan Sang Pencipta dan sesama manusia bisa membawa kesuksesan hidup, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Namun, akibat perkembangan teknologi informasi telah menganggap enteng hubungan dengan sesama manusia sehingga menggeser nilai-nilai silaturrahim.
<>
“Silaturrahim antar sesama, kini cukup dilakukan dengan perangkat handphone atau chatting di internet,” tutur Wakil Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang (PC) Nahdlatul Ulama (NU) Kab. Brebes Drs KH Sodikin Rachman, saat menyampaikan mauidlotul hasanah pada acara halal bi halal Keluarga Besar SMP Negeri 7 Brebes di Gedung Pertemuan PC NU Jalan Yos Sudarso 36 Brebes, Selasa (6/9).

Menurut Kiai Sodikin, silaturrahim melalui media teknologi informasi dan komunikasi merupakan kehampaan yang dipaksakan. Berbeda dengan berjabat erat dan pelukan, ada pengakuan kesalahan yang kasat mata dan menggetarkan jiwa. “Dengan gesture (bahasa tubuh,red), memberikan cerminan yang ada di dalam sanubari seseorang,” terangnya.

Bahkan Nabi, lanjutnya, memberi pelajaran kepada kita agar di saat bersalaman (berjabat tangan) jangan segera dilepaskan. Dan saat salaman dilepaskan maka dosa kedua insan itu langsung berjatuhan, terampuni. “Kalau ucapan minal aidzin wal faidzin cuma dengan HP, takutnya nanti yang masuk surga cuma HP nya,” seloroh Kiai Sodikin.

Dia menceritakan, betapa perjuangan orang tua dulu menjalin komunikasi dan silaturrahim dengan cara yang tradisional namun mengena hingga ke batin. Orang tua dulu, mengajak anak-anaknya berkeliling ke saudara-saudaranya dengan membawa obor. Dan ketika sampai dirumahnya pun ditemani dengan lampu ceplik. Namun nuansa itu sangat terpatri hingga ke sanubari. “Padahal, ketika bertemu cuman ngobrol satu dua kata, namun maknanya sangat mendalam,” ceritanya.

Untuk itu dia berpesan agar jalinan silaturrahim itu selalu dijalankan kendati harus dengan jalan yang terjal dan menyusahkan. Seperti mudik, adalah upaya terpuji agar bisa bersilaturrahim dengan sanak famili untuk mempertahankan nilai-nilai tradisi. Upaya meminta maaf tidak harus datang dari yang muda kepada yang tua, yang miskin kepada yang kaya ataupun bawahan kepada atasan.

“Meminta maaf, hendaknya diawali oleh orang yang memiliki kesempatan dan keikhlasan. Sebab, bagi siapa yang mendatangi seseorang untuk lebih dulu meminta maaf, maka nilai kebaikan 10 kali lipat dibandingkan dengan yang didatangi,” pungkasnya.

Kepala SMP 7 Brebes Totok Suharsono SPd mengaku berbahagia, karena acara halal bihalal tahun ini bisa digelar di gedung NU. Disamping untuk lebih mendekatkan dengan semua warga sekolah yang kebetulan memiliki tempat tinggal di sekitar Brebes juga bernuansa baru. Sehingga diharapkan, akan mendapatkan keberkahan dan kesucian lahir batin.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Wasdiun


Terkait