Jakarta, NU.Online
Perdana Menteri Palestina dan Perdana Menteri Israel mulai mengadakan pertemuan puncak di Yerusalem. Mereka dijadwalkan membahas perselisihan pendapat mengenai rencana damai yang didukung Amerika Serikat.
Pertemuan kali ini adalah pertemuan pertama antara Ariel Sharon dan Perdana Menteri Palestina Mahmoud Abbas yang juga dikenal dengan Abu Mazen, sejak Sharon membujuk kabinetnya untuk menyetujui rencana damai.
<>Perundingan ini diadakan beberapa hari sebelum kedua pemimpin dijadwalkan mengadakan pertemuan bersama dengan Presiden Amerika Serikat, George W Bush di Aqaba, Yordania.
Beberapa jam sebelum pertemuan antara Sharon dan Mazen dimulai, pasukan Israel menembak mati dua militan Palestina dalam insiden di kota Jenin, Tepi Barat dan Khan Younis di Jalur Gaza.
Barbara Plett (Wartawan BBC di Yerusalem) mengatakan penerapan rencana damai yang dikenal dengan nama peta jalan secepatnya merupakan hal penting bagi Palestina sehingga Abu Mazen tampaknya akan menekan Israel untuk melonggarkan pendudukannya dan mengakhiri operasi militer. Dengan demikian ia mengamankan gencatan senjata dengan kelompok militan.
Sharon ingin melihat rencana Palestina untuk menguasai kembali keamanan dan barangkali menyarankan penyerahan kewajiban di satu atau dua wilayah sebagai percobaan.
Wartawan kami menambahkan kedua perdana menteri tersebut mendapatkan tekanan besar dari Amerika untuk menyajikan rencana aksi tegas sehingga pertemuan dengan Bush nanti bisa lebih berhasil.
Raanan Gissin, seorang juru bicara Sharon dilaporkan mengatakan bahwa pemimpin Israel menyambut pertemuan itu dengan perasaan "optimis yang hati-hati".
Menteri Luar Negeri Palestina, Nabil Shaath mengatakan, "Kami mau berunding karena kami merasa ada peluang." ungkapnya (BBC/Cih)