Para sesepuh NU diharapkan terus mendorong islah atau rekonsiliasi dalam tubuh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang secara historis didirikan dan difasilitasi oleh NU. Meski para kader NU telah tersebar di beberapa partai politik namun persoalan internal dalam partai berbasis NU ini tetap harus diselesaikan dengan cara yang terbaik.
“Tahap pertama NU atau sesepuh NU yang mendorong islah, sebagai bukti bahwa kita peduli. Nah keputusannya nanti bisa diambil oleh para stakeholder sendiri. Apakah mereka menyerahkan itu kepada sesepuh lagi itu soal lain. Kalau langsung intervensi bisa timbulkan masalah,” kata Ketua PBNU KH Masdar Farid Mas’udi kepada NU Online di kantor PBNU Jakarta, Kamis (21/1).<>
Menurut Masdar, basis NU memang sudah tersebar di mana-mana. Menurut salah satu lembaga survei nasional, masyarakat Indonesia yang mengaku sebagai warga NU bahkan hanya 5 persen yang menyatakan memilik PKB. Sangat mungkin ini disebabkan persoalan internal dalam partai berlambang bola dunia itu.
Berdarkan kenyataan persebaran itu, memang NU tidak harus memikirkan satu partai. Namun secara emosional partai-partai politik berbasis NU tetap menjadi fokus perhatian.
“Dilihat dari afinitas kepartaian, basis NU sekarang ini lebih banyak di partai lain. Kalau ditentukan sikap mestinya kita tidak bisa ambil hanya salah satu partai. Namun memang dalam PKB ini ada Ada faktor historis yang diputuskan NU. Atau PKNU, meskipun NU tidak terlibat langsung tapi kan iia didirikan oleh beberapa tokoh NU, jadi ada emosional juga,” katanya.
Faktor paling obyektif yang menentukan dukungan NU, menurut Masdar, adalah apa yang dilakukan oleh partai-partai berbasis NU itu kepada NU. Dukungan warga NU berbanding lurus dengan bebagai program partai itu dalam memajukan organisasi.
“Ke depan yang terpenting adalah kontribusi partai-partai itu kepada NU secara organisasi bukan kepada perorangan. Misalnya, partai ini memberikan bantuan untuk memperkaya akses dan kinerja organisasi untuk kepentingan organisasasi. Jika begini saya kira nanti rewardnya akan lebih banyak,” kata Masdar yang juga salah satu calon ketua umum PBNU. (nam)