Jakarta, NU Online
Untuk mengefektifkan kinerja Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang telah digariskan dalam Muktamar ke-32 lalu di Makassar, secara berkala jajaran pengurus tanfidziyah sebagai pelaksana program akan memberikan laporan kepada syuriyah sebagai pembina, pengarah, sekaligus pengawas kinerja tanfidziyah.
“Syuriyah nanti akan mengundang tanfidziyah untuk memberikan laporan. Syuriyah ingin memfungsikan dirinya sebagai pembina, pengawas dan pemberi arah bagi tanfidziyah,” kata Katib Am Syuriyah PBNU KH Malik Madani dihubungi NU Online dari Jakarta, Selasa (11/5).<>
Menurutnya, dalam rapat Syuriyah PBNU pekan lalu telah dibahas mengenai tata kerja syuriyah dan pola hubungannya dengan tanfidziyah. “Intinya kita ingin menciptakan hubungan yang harmonis antara syuriyah dan tanfidziyah,” katanya.
Dalam rapat syuriyah juga dibahas soal pembidangan untuk para rais dan katib syuriyah. Namun pembidangan dalam syuriyah berbeda dengan tanfidziyah.
“Ada bidang hubungan luar negeri, sosial, ekonomi, pendidikan, keagamaan dan beberapa bidang lain sesuai kebutuhan. Ini berbeda dengan tanfidziyah yang pembidangannya disesuaikan dengan lembaga dan lajnah yang ada, karena syuriyah nanti fungsinya sebagai pengawas dan pengarah saja,” katanya.
Menurut KH Malik Madani yang juga dosen di UIN Yogyakarta itu, sekretariat Syuriyah yang berada di lantai empat gedung PBNU sudah mulai diaktifkan. Dirinya sendiri meski tinggal di Yogyakarta, akan berkantor di PBNU selama dua hari dalam sepekan, yakni pada hari Rabu dan Kamis. (nam)
Untuk mengefektifkan kinerja Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang telah digariskan dalam Muktamar ke-32 lalu di Makassar, secara berkala jajaran pengurus tanfidziyah sebagai pelaksana program akan memberikan laporan kepada syuriyah sebagai pembina, pengarah, sekaligus pengawas kinerja tanfidziyah.
“Syuriyah nanti akan mengundang tanfidziyah untuk memberikan laporan. Syuriyah ingin memfungsikan dirinya sebagai pembina, pengawas dan pemberi arah bagi tanfidziyah,” kata Katib Am Syuriyah PBNU KH Malik Madani dihubungi NU Online dari Jakarta, Selasa (11/5).<>
Menurutnya, dalam rapat Syuriyah PBNU pekan lalu telah dibahas mengenai tata kerja syuriyah dan pola hubungannya dengan tanfidziyah. “Intinya kita ingin menciptakan hubungan yang harmonis antara syuriyah dan tanfidziyah,” katanya.
Dalam rapat syuriyah juga dibahas soal pembidangan untuk para rais dan katib syuriyah. Namun pembidangan dalam syuriyah berbeda dengan tanfidziyah.
“Ada bidang hubungan luar negeri, sosial, ekonomi, pendidikan, keagamaan dan beberapa bidang lain sesuai kebutuhan. Ini berbeda dengan tanfidziyah yang pembidangannya disesuaikan dengan lembaga dan lajnah yang ada, karena syuriyah nanti fungsinya sebagai pengawas dan pengarah saja,” katanya.
Menurut KH Malik Madani yang juga dosen di UIN Yogyakarta itu, sekretariat Syuriyah yang berada di lantai empat gedung PBNU sudah mulai diaktifkan. Dirinya sendiri meski tinggal di Yogyakarta, akan berkantor di PBNU selama dua hari dalam sepekan, yakni pada hari Rabu dan Kamis. (nam)
