Jakarta, NU.Online
Dewan Pimpinan Pusat Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (DPP Sarbumusi) mengadakan Dialog Buruh dengan 24 parpol peserta pemilu, bertujuan untuk mendapatkan masukan dan perbaikan terhadap nasib kaum buruh menjelang pemlilu 2004.
Acara yang diadakan di LT VIII gedung PBNU, Jum'at (27/02) ini dihadiri oleh tujuh wakil pembicara dari parpol yang lolos electoral treshold yakni, PDI-P, Golkar, PAN, PKB, PKS, PBB, PPP. Golkar diwakili oleh Bomer Pasaribu, PKS (Mutafa kamal, PDI-P (Ahmad Iskandar), PKB (Mufid) dan dialog ini dipastikan dibuka oleh ketua umum PBNU, KH. Hasyim Muzadi sebagai Keynote Speaker.
<>Menurut Sekjen DPP Sarbumusi, Peter O' Brein, acara ini bertujuan untuk mengetahui konsep dan grand design parpol peserta pemilu dalam memperjuangkan nasib buruh menjelang 2004. "Adakah parpol memperhatikan nasib buruh dalam platform politiknya, itu yang kami gugat," tegasnya. Karena selama ini buruh hanya dijadikan alat oleh parpol peserta pemilu untuk mencari massa tapi tidak pernah diperhatikan nasibnya.
Meskipun terjadi Reformasi politik di Indonesia, ungkap Peter, namun tetap saja tidak mengubah nasib buruh, kekerasan dan represi masih menghantui kehidupan perburuhan, nasib buruh tidak menjadi lebih baik. Negara masih membiarkan buruh diperlakukan sewenang-wenang, bahkan ada yang diadili justru ketika sedang memperjuangkan nasibnya."Realitas inilah yang menggugah Sarbumusi untuk memperjuangkan nasib buruh, agar lebih jelas melihat platform partai," imbuhnya kepada NU.Online. (cih)