Warta

Sarbumusi Butuh Kader-Kader Baru

Sabtu, 24 November 2007 | 02:10 WIB

Jakarta, NU Online
Serikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi), badan otonom NU yang membidangi perburuhan kini membutuhkan kader-kader baru untuk melakukan advokasi pada para buruh di Indonesia.

Ketua Umum Sarbumusi H. Junaidi Ali menjelaskan bahwa saat ini masih sangat sedikit dari kader NU yang bisa aktif dalam pembelaan kepada para buruh. Mereka harus memahami sejumlah UU yang menyangkut perburuhan, kemampuan rekrutmen anggota baru dan advokasi.

<>

“Kita membutuhkan kader-kader baru, silahkan hubungi saya untuk dididik faham dunia perburuhan,” tandasnya di PBNU, Jum’at (23/11).

Sebenarnya, Sarbumusi merupakan organisasi buruh milik NU yang sudah ada sejak zaman orde lama. Namun, pada masa Orde Baru mengalami mati suri karena hanya ada SPSI sebagai satu-satunya organisasi buruh yang diizinkan oleh pemerintah. Setelah reformasi, Sarbumusi mencoba untuk kembali bangkit menunjukkan eksistensinya.

Kebutuhan akan wajah baru ini dirasa mendesak karena ia sudah memutuskan untuk tidak menjabat ketua umum lagi dalam kongres yang rencananya diselenggarakan pada awal tahun 2008 ini.

Kini, setiap hari Ahad, para pengurus Sarbumusi di Jakarta mendapat pelatihan di Kantor Sarbumusi agar mereka siap memimpin dalam periode yang akan datang. “Kita juga butuh para pengurus yang bisa bahasa Inggris agar nanti bisa dikirimkan dalam berbagai pertemuan di luar negeri,” katanya.

Dikatakannya pemberdayaan organisasi ini menjadi sangat penting karena jika tidak bisa memberi peran pada buruh, maka serikat buruh ini akan ditinggalkan. “Buruh itu bersikap pragmatis, mereka ikut serikat buruh apa saja, yang penting bisa memberi manfaat,” katanya.

Namun, jika sudah merasa nyaman di Sarbumusi, para buruh tersebut secara sukarela membayar iuran tiap bulannya. “Mereka adalah orang-orang yang harus dibela dalam menghadapi majikan yang tentunya lebih pintar dan memiliki modal kuat,” tandasnya.

Mengurus sekitar buruh menurutnya berbeda dengan menjadi pengurus badan otonom NU lainnya. Berbagai aturan yang terus berubah menyebabkan mereka harus terus belajar untuk mengikuti perkembangan yang ada.

Persoalan lain yang menjadi kendala adalah persepsi tentang Sarbumusi. Banyak orang yang mengatakan bahwa lembaga ini mengirimkan dan mengurusi TKI untuk dikirimkan ke luar negeri.

Saat ini basis Sarbumusi yang kuat di Surabaya dan Kediri yang telah mendapatkan pembinaan secara intensif dan berkelanjutan. Di Surabaya, terdapat 23 pabrik dimana Sarbumusi eksis sedangkan di Kediri, selain pabrik rokok Gudang Garam dengan 40 ribu karyawannya, sejumlah pekerja mall juga berada dibawah naungan Sarbumusi. (mkf)


Terkait