Jakarta, NU.Online
Menteri Agama Said Agil H Al Muanawar mengharapkan segenap umat Islam menyambut bulan suci Ramadhan atau bulan penuh ampunan dan pahala itu dengan perasaan suka cita dan menyerahkan diri kepada Allah.
"Marilah kita semarakan bulan Ramadhan dengan kegaitan dakwah, sedekah, pesantren Ramadhan, i'tikaf, tadarus Al-quran di berbagai tempat," katanya ketika menjawab pers di Jakarta, Sabtu malam.
<>Menag mengatakan orang yang beriman meyakini bahwa berpuasa di bulan Ramadhan mutlak dan wajib dilaksanakan tanpa bisa ditawar, kecuali mereka yang udzur, sakit atau bepergian jauh yang tidak memungkinkan berpuasa. "Itupun bagi orang yang sakit dan bepergian yang tidak berpuasa wajib mengganti puasanya pada hari lain," katanya.
Menurut Menag yang juga Katib Syuriah NU ini mengatakan, kewajiban puasa Ramadhan sesuai Firman Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 183 "Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu sekalian berpuasa sebagimana telah diwajibkan atas orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa". Keistimewaan Ramadhan adalah sebagai turunnya Alquran, seperti dinyatakan surat Al Baqarah ayat 185 dimana pada Ramadhan diturunkan Quran sebagai petunjuk bagi manusia serta pembeda antara yang hak dan batil.
Ramadhan, kata Menag, adalah bulan penuh ampunan dan keberkahan, sehingga umat Islam wajib mengembangkan hubungan sesama manusia yang tinggi karena Islam menentang diskriminasi berdasarkan ras dan golongan.
Umat Islam, lanjutnya, juga harus mengembangkan prinsip "awala" atau saling menolong dan menghormati, memuliakan antara sesama muslim serta mengembangkan prinsip dalam perdamaian, kasih sayang dan menghindari perpecahan, serta bertoleransi.
Menag menyampaikan ucapan terimakasih kepada pengusaha hiburan dan restoran yang telah berpartisipasi dan beritikad baik menjaga kesucian bulan Ramadhan, dari hal-hal yang dapat menggangu kekhusuan beribadah.(Cih)***