Jakarta, NU Online
Rencana reformasi politik AS di dunia Arab akan dapat memicu kekerasan dan tidak akan berhasil tanpa diakhirinya konflik Israel-Palestina, kata Presiden Mesir Hosni Mubarak dalam komentarnya yang disiarkan Senin.
"Ada bahaya yang tampaknya mereka (Amerika) tidak mengerti," katanya seperti dikutip koran terbitan Paris, Le Figaro.
<>"Satu inisiatif yang dipaksakan dari luar akan ditolak oleh rakyat bersangkutan dan akan memicu anarki di seluruh kawasan dari Maroko sampai Pakistan," katanya dalam satu wawancara.
"Kawasan itu akan jatuh ke tangan para teroris, yang wilayah operasinya tidak akan terbatas hanya di Timur Tengah tetapi juga akan sampai di Eropa dan Amerika Serikat. Jika para ekstrimis yang menang, anda akan lupa demokrasi," kata Mubarak menambahkan.
Amerika Serikat, kepada dunia Arab yang meresponsnya dengan rasa bermusuhan secara luas, telah melemparkan proposal bagi satu Inisiatif Timur Tengah yang lebih besar bagi reformasi intern. Inisiatif itu tidak mencakup konflik Arab-Israel, yang menurut negara-negara Arab sebagai jantung penyebab dari kesengsaraan kawasan.
Amerika Serikat telah merespons kritik tersebut dengan mengatakan bahwa reformasi harus datang dari dalam dan Washington berkeinginan untuk melaksanakan perdamaian antara Israel dan Palestina.
Para pimpinan Arab diharapkan akan merancang satu respons bersama terhadap inisiatif itu ketika mereka bertemu di Tunisia bulan ini. Proposal Arab itu sejauh ini menawarkan konsep reformasi politik dan sosial, tetapi tidak mengikat para pimpinan terhadap hal-hal yang spesifik.
Mubarak, sepaham dengan pendapat banyak para pimpinan Arab, mengatakan prioritas bagi kawasn itu adalah menyelesaikan konflik Israel-Palestina, yang disebutnya "sumber dari semua masalah."
"Seluruh reformasi di negara-negara Timur Tengah tidak akan berhasil sepanjang konflik Israel-Palestina tidak diselesaikan. Rakyat sangat besar terkena dampak oleh apa yang sedang terjadi dan mereka sedang menyaksikan perusakan wilayah Palestina," katanya menambahkan.
Mubarak diharapkan mengemukakan pandangannya ketika dia bertemu dengan Presiden AS George W. Bush di lokasi peternakannya di Texas April mendatang.(red)