Ada banyak hal dalam agama atau dunia pesantren, yang tidak bisa diajarkan dengan sekedar ceramah. Untuk hal-hal ini ceramah saja tidak cukup. Diantaranya adalah kesabaran, ia tidak tepat hanya untuk diceramahkan.
Semakin lama kita ceramah tentang sabar, justru para pendengar semakin habis kesabarannya. Karena itu kesabaran tidak untuk diceramahkan tetapi dipraktikkan. Tentu bukan hanya kesabaran, tetapi juga tawakkal, khusyu, amanah dan lain sebagainya. Untuk hal-hal seperti ini, praksis pembelajaran di pesantren justru mencontohkannya.<>
Demikianlah dijelaskan oleh KH Dian Nafi dalam acara Pelatihan Praksis Pembelajaran Pesantren yang diselenggarakan Lakpesdam NU Cirebon bekerjasama dengan Pesantren Dar Al-Tauhid, Arjawinangun, Cirebon, Jum'at (8/2) lalu.
Dikatakan KH Dian Nafi, praksis pembelajaran adalah upaya menanamkan nilai-nalai luhur pesantren tanpa melalui banyak-banyak ceramah, tetapi melalui usaha melibatkan santri secara partisipaif dalam proses pembelajaran itu sendiri.
"Ini sesungguhnya, beberapa telah dilakukan pesantren, dengan melibatkan santri senior untuk ikut mengajar yuniornya. Pelibatan itu penting, karena banyak anak nakal, karena sepele saja, ia merasa tak dilibatkan”, katanya.
Acara yang diikuti 40 peserta yang terdiri dari guru-guru pesantren dan MA Nusantara itu dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas para guru dan ustadz dalam melakukan pembelajaran kepada para santri, kata KH Husein Muhammad.
Sementara itu Marzuki Wahid yang juga salah seorang penggagas pelatihan menyatakan, bahwa kegiatan ini tidak terlepas dari program pengkaderan Lakpesdam Cirebon, dan juga rangkaian kegiatan peringatan Harlah Ke-82 NU. (ali)