Warta

PWNU Sumbar Jajaki Kerjasama dengan Lembaga Adat

Kamis, 14 Oktober 2010 | 09:17 WIB

Padang, NU Online
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatera Barat jajaki kerjasama dengan Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat.

Kerjasama ini dimaksudkan untuk lebih memaksimalkan program pemberdayaan umat di Sumatera Barat, kata Sekretaris PWNU Sumbar Husni Kamil Manik, Kamis (14/10) di sekretariat PWNU SUmbar Jalan Ciliwung No. Padangbaru Padang.<>

Pertemuan PWNU dengan Pengurus LKAAM Sumbar berlangsung Rabu (13/10/2010) di Kantor LKAAM Sumbar, Padang. Ketua LKAAM Sumbar M Sayuti Dt Rajo Panghulu menyatakan Pengurus LKAAM Sumbar merasakan pengetahuan masyarakat tentang ajaran agama Islam yang telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari filosofi Minangkabau semakin dangkal.

“Masyarakat banyak yang tidak faham, apa itu syariat, taretkat, hakikat dan ma’rifat,” kata Sayuti didampingi  sekretarisnya Syamsiri Malin Mulia dan pengurus lain HM Nur Amin dan Yayasfar Dt. Paduko Amat.

LKAAM Sumbar, kata Sayuti, menyambut baik adanya kerjasama ini. LKAAM sebagai institusi adat dan NU sebagai institusi keagamaan tentunya akan memperkuat  program kerja peningkatan pemahaman masyarakat terhadap adat dan agama.

Wakil Ketua PWNU Sumbar Ir. Darmansyah M.Sc mengatakan, dalam meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap adat dan agama kita jajaki kerjasama pembinaan satu kawasan dalam satu nagari. Pembinaan multipihak tersebut diharapkan mampu menjadi protytipe sebuah nagari yang melaksanakan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah (ABS SBK).

“NU sebagai organisasi keagamaan dan sosial kemasyarakat, siap membina dari aspek keagamaan. Pembinaan tidak saja dari sisi ibadah, melainkan juga dari sisi muamalah,” kata Darmansyah yang didampingi wakil ketua PWNU Dasril.

Sedangkan Husni Kamil Manik menambahkan, fungsi surau didirikan pada sekitar abad ke-17 oleh pembawa tarikat naqsabandiyah dan syatariyah. Fungsi surau sebagai tempat mengajarkan Al Qur’an dan belajar Islam.

“Fungsi surau bertambah sebagai tempat belajar adat Minang dan belajar silat seni bela diri setelah adanya mufakat antara ulama dengan tokoh adat,” kata Husni menambahkan. (bat)


Terkait