Jakarta, NU Online . Reaksi atas invasi AS ke Irak, bergulir dimana-mana, diseluruh belahan dunia, gerakan NO WAR bahkan dinegeri Paman Sam sendiri, negara dimana tempat para aktor nya merancang agresi atas Irak. Di Indonesiapun gerakan ini meluas bagaikan bola salju menggelinding dari kota sampai kepelosok desa, kecaman, bahkan cibiran tak henti-henti muncul dari masyarakat Indonesia. Sebelum serangan dimulai para tokoh agama di Indonesia, seperti KH Hasyim Muzadi Ketua PBNU sudah memberi peringatan kepada AS agar tidak melangkahi wewenang PBB, namun himbaun para tokoh itu diabaikan oleh AS, terbukti tanggal 20 Maret 2003, AS menghujani Irak dengan bom.
Reaksi juga muncul dari kalangan ulama khos, tak kurang para Kyai Khos seperti KH Abdullah Faqih dari Ponpes Langitan Tuban, KH Masduki Mahfudz Rois Syuriah PWNU Jatim, KH Anwar Mansyur, dari Pesantren Lirboyo Kediri, akan mengirimkan doa khusus untuk menghancurkan AS dan sekutunya, doa yang akan dikirim adalah hizib nashr, yaitu doa semacam meminta bantuan kepada Allah SWT dalam keadaan darurat, sebelum berdoa ketiga kyai tersebut sudah berpuasa 3 hari berturut-turut, demikian menurut KH Miftahul Akhyar, Wakil Rois Syuriah PWNU Jawa Timur (Detik.com senin 24/3/02)
<>Tak ketinggalan, untuk mensikapi gerakan yang semakin eskalatif ini, Pengurus NU Wilayah Jawa Timur menggelar rapat khusus tanggal 22 Maret 2003, untuk merespon perkembangan Isu Irak ini. Hasil rapat tersebut memutuskan menunjuk KH Nuruddin Arrahman sebagai Ketua Pelaksana Posko Solidaritas untuk Rakyat Irak, demikian penjelasan Ahmad Heri, Wakil Sekretaris PWNU Jatim kepada NU Online. Heri menambahkan bahwa upaya menggalang solidaritas ini salah satunya melalui ikhtiar batiniyah, selain itu posko solidaritas anti perang dibuka dalam rangka ukhuwah islamiyah, Tidak bisa dipungkiri posisi NU Jatim sangat strategis, baik tempat maupun kelembagaanya, oleh karena itu posko ini diharapkan akan banyak menyedot sumbangan jihad, seperti uang, maupun obat-obatan dari masyarakat yang lalu lalang di jalan Darmo, bahkan tidak menutup kemungkinan dilanjutkan dengan tekanan demonstrasi, bila memungkinkan, ujarnya. Semuanya ini akan ada koordinasi institusi dengan PBNU Jakarta, bahkan sudah mendapat respon positif dari Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi. (MAA)