Warta

PTAI Jangan Fokus Berlebihan pada Masalah Politis

Senin, 19 November 2007 | 13:53 WIB

Jakarta, NU Online
Direktur Pendidikan Tinggi Islam Departemen Agama, Abdurrahman Mas’ud, mengimbau Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) agar lebih menggalakkan semangat akademis dan meninggalkan fokus yang berlebihan pada kegiatan politis.

"Iklim di sejumlah PTAI kini kerap tidak mengarah ke akademis tetapi lebih ke politis seperti bagaimana memilih rektor dan dosen dalam PTAI," katanya ketika ditemui setelah konferensi pers tentang Annual Conference on Islamic Studies (ACIS) 2007 di Jakarta, Senin.

<>

Menurut Abdurrahman , bila terlalu diarahkan kepada permasalahan seperti pemilihan jabatan tertentu dalam kampus, maka hal tersebut akan menimbulkan suasana  yang tidak sehat dalam PTAI tersebut.

Abdurrahman menjabarkan, fenomena semacam itu terjadi baik di PTAI negeri maupun di PTAI swasta yang terdapat di tanah air.

Untuk itu, ia berharap agar PTAI dapat mengubah pola pikir atau "mindset" atau pola pikir dengan menumbuhkan kembali "spirit of inquiry" atau semangat pencarian ilmiah terhadap berbagai lahan ilmu yang berpotensi untuk digali secara lebih mendalam.

Abdurrahman menyesalkan adanya sejumlah orang yang telah menyandang jabatan guru besar tetapi sangat kurang dalam hal melakukan penelitian ilmiah. "Jangan sampai guru besar hanya menjadi GBHN atau Guru Besar Hanya Nama," kata lelaki yang juga menjabat sebagai Guru Besar di IAIN Walisongo Semarang itu.

Abdurrahman menuturkan, permasalahan guru besar yang tidak terlalu aktif dalam melakukan penelitian tidak hanya pada PTAI tetapi juga pada perguruan tinggi umum. Ia juga menegaskan, pihaknya telah menggelontorkan dana sekitar 70 persen dari anggaran DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) Departemen Agama tahun 2007 yang secara keseluruhan berjumlah Rp81 miliar, untuk membantu kegiatan operasional PTAI dalam hal akademis.

"Bantuan tersebut bisa berupa beasiswa pendidikan maupun bantuan kepada sejumlah sarana seperti perpustakaan dan laboratorium," kata Abdurrahman. (ant/mad)


Terkait