Program Sarjana Muslim Unggulan IT Pesantren Al Mizan Diapresiasi
Jumat, 1 April 2011 | 10:01 WIB
Kepala Dinas Pendidikan Kab. Majalengka Drs H Sanwasi, MM. didampingi Sekretaris Dinas Pendidikan, Drs H Dedi Kusnadi, MPd mengapresiasi langkah Yayasan Al-Mizan Langensari yang akan membuka program Sarjana Muslim Unggulan di bidang IT bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Bandung (STMIK Bandung). Hal tersebut Sanwasi katakan ketika Pengurus Yayasan Al-Mizan beraudiensi dengannya di Kantor Disdik Majalengka, Jl. KH. Abdul Halim, Rabu (30/3/11).
“Saya atas nama pribadi dan lembaga Disdik Majalengka mengaprersiasi langkah Al-Mizan yang akan membuka Program Sarjana Muslim Unggulan dibidang IT yang bekerjasam dengan STMIK Bandung”.
/>
Menurutnya, langkah tersebut merupakan terobosan yang positif untuk meningkatkan pendidikan IT di Kabupaten Majalengka. Apalagi ini berbasis nilai-nilai agama dan kepesantrenan.
Lebih lanjut Sanwasi menawarkan kepada Al-Mizan kiranya apa yang harus dibantu oleh Disdik dalam rangka mensukseskan program ini.
M Zaenal Muhyidin selaku Ketua Yayasan Al-Mizan Langensari didampingi Sekretaris Yayasan ade Duryawan, wakil sekretaris Asep Zaenal Arifin, dan Direktur Marketing STMIK Bandung, Jus Jayusman, S.Kom, mengucapkan terima kasih atas apresiasi Kadisdik Majalengka terkait rencana Al-Mizan membuka program Sarjana Muslim Unggulan untuk lulusan SMA, SMK, MA, dan Pesantren.
Menurutnya, Program Sarjana Muslim Unggulan merupakan model pendidikan tinggi bidang teknologi informasi yang dipadukan dengan nilai-nilai ke-Islam-an dan semangat ke-pesantren-an yang diselenggarakan atas kerjasama antara STMIK Bandung dengan Pondok pesantren Al Mizan Langesari Jatiwangi Majalengka.
Program ini menurut Kang Zaenal dilatarbelakangi berbagai hal yaitu, 1) globalisasi informasi merupakan fenomena yang menuntut kesiapan setiap individu, kelompok, dan bangsa untuk bersaing secara kompetitif dan menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas; 2) kebutuhan terhadap profesional IT dan technopreneur di Indonesia dan dunia sangat tinggi, seiring dengan laju globalisasi informasi; 3) Indonesia membutuhkan profesional IT dan technopreneur yang cerdas, inovatif, mandiri, yang berkarakter Islami yang akan membawa Indonesia menjadi negara maju yang mengedepankan nilai-nilai moralitas; 4) Kolaborasi Pendidikan Tinggi Teknologi Informasi dan Podok Pesantren merupakan model kolaborasi yang tepat untuk membekali mahasiswa dengan nilai-nilai Ke-Islam-an dan skill teknologi informasi sehingga membentuk karakter pribadi yang beriman dan bertaqwa sebagai harapan bangsa untuk membawa perubahan positif bagi bangsa, jelasnya.
Sedangkan Jus Jayusman dari STMIK Bandung menjelaskan bahwa STMIK Bandung menyadari akan pentingnya kerjasama kemitraan dengan pondok pesantren dibidang IT. Hal ini selain karena tuntutan globalisasi juga karena para pengelola STMIK Bandung ini banyak alumni pesantren. Sehingga kalau disatukan antara STMIK sebagai institusi perguruang tinggi dibidang IT dengan pesantren sebagai institusi pendidikan Islam yang menanamkan nilai-nilai ke-Islaman dan kepesantrenan maka akan semakin sempurna.
Implementasi program kemitraan tersebut adalah pembukaan Kampus 2 STMIK Bandung di Pondok Pesantren Al-Mizan yang mulai tahun akademik 2011-2012 membuka pendaftaran calon mahasiswa D3 dan S1 untuk jurusan Teknik Informatika dan Sistem Informasi. Bagi lulusan Madrasah Aliyah (MA) dan pesantren ada Program Sarjana Muslim Unggulan, untuk lulusan SMA ada Program Sarjana Technopreneur, untuk lulusan SMK ada Program Sarjana Unggulan, dan untuk guru-guru TIK tapi latarebelakangnya non TIK ada Program Sarjana Peduli Guru (PSPG). (mad)