Jakarta, NU Online
Posisi Susilo Bambang Yudhoyono di lingkungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) semakin rapat belakangan ini. Setelah digadang untuk menggantikan Gus Dur bersama Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, kini mantan Menkopolkam tersebut dilirik sebagai calon Wakil Presidennya Gus Dur. Pendek kata, hendak dipasang di RI I atau RI II, bagi PKB tidak ada masalah. Sementara, banyak pihak di NU menghendaki Hasyim.
"Digandengnya SBY oleh PKB setelah keluar dari Kabinet Gotong Royong pimpinan Presiden Megawati, merupakan suatu terobosan untuk menggalang kekuatan. Sehingga, saat ini masih tebuka kemungkinan memposisikan SBY sebagai Wapres PKB untuk menemani Capres KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Hal itu, sesuai hasil keputusan DPP PKB," demikian dilontarkan Ketua Umum PKB Prof Dr H Alwi Sihab, saat jumpa pers dengan puluhan wartawan, pada pelaksanaan kampanye pertama di Kabupaten Sampang,kemarin.
<>Bahkan, lanjut Alwi, tidak menutup kemungkinan dalam perjalanannya nanti SBY berubah menjadi Calon Presiden dari PKB, justru menggantikan Gus Dur. “Tapi, hal itu akan melihat pertarungan perolehan suara terlebih dahulu,”jelas pengajar di Hartford Seminary Amerika itu seperti dikutip Harian Umum Duta Masyarakat Surabaya.
Pernyataan sama juga dilontarkan Ketua DPP PKB Prof H Mahfud MD. Dia menegaskan bahawa memang betul PKB dekat dengan SBY. Tapi, dalam hal ini yang berusaha mendekat bukan PKB tapi SBY sendiri. Karena itu, beberapa menit setelah mengundurkan diri Kabinet Gotong Royong pimpinan Presiden Megawati, SBY langsung menemui Gus Dur.
Dijelaskannya, mengenai terobosan SBY langsung bertemu Gus Dur, itu sangat tepat. Karena, kalau SBY hanya mengandalkan Partai Demokrat posisinya sangat sulit untuk mencapai tujuan. Sebab, perolehan suara Partai Demokrat kurang signifikan.
“Mengenai posisi SBY, saat ini PKB memang menggadang dia menjadi calon Wapres dari PKB, sementara calon Presidennya tetap Gus Dur. Namun, dalam perjalanannya memang ada kemungkinan SBY jadi calon presiden,” papar Mahfud MD.
Ditanya kemungkinan koalisi dengan Partai Demokrat, yang mencalonkan SBY sebagai calon Presiden? Mahfud mengatakan, bisa saja PKB berkoalisi dengan Partai Demokrat, yang terpenting komposisinya imbang. Artinya, dalam hal ini semua tahu perolehan suara PKB lebih signifikan dari Partai Demokrat. Untuk itu, perimbangan yang dimaksud calon presidennya dari PKB dan Wapresnya dari Partai Demokrat.
Sementara, dari lingkungan NU, para kiai lebih cenderung memasang KH Hasyim sebagai wakil dari PKB, untuk melakukan koalisi dengan partai lain. "Kalau Gus Dur berhalangan, maka Pak Hasyim sebaiknya didorong untuk menggantikan Gus Dur. Beliau bisa bersanding dengan SBY, atau dengan Megawati seperti banyak diminta pihak PDIP,"kata sumber NU Online yang tidak bersedia disebut namanya. (MA)