Jakarta, NU Online
Ketua Pelaksana Harian (plh) PBNU Masdar Faried Mas’udi mengatakan posisi NU di dalam proses pemilihan capres dan cawapres tetap dalam posisi netral, kami tidak dalam posisi mendukung siapapun. Pernyataan itu disampaikan kepada wartawan di gedung PBNU Jakarta, Jum'at (13/8).
"Kehadiran Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke PBNU juga tidak dalam rangka itu, sebagai pimpinan pelaksana PBNU kami membuka pintu selebar-lebarnya kepada capres dan cawapres lainnya yang ingin silaturahmi untuk mendengarkan masukan dan saran dari PBNU," tegas Masdar di dampingi pengurus PBNU, Prof. Drs. Cecep Syarifuddin, M.Ed, wakil katib Syuriah H. Muhammad Fachri Thaha Ma'ruf, Lc.
<>Dalam pertemuan tertutup di lantai IV gedung PBNU, Masdar mengatakan pertemuan itu selain sebagai silaturahmi juga membahas bagaimana sikap NU dalam merespon perkembangan islam dan demokratisasi yang sedang berjalan di Indonesia. Masdar juga mengingatkan kepada siapapun termasuk kepada Susilo Bambang Yudhoyono, bahwa ada fakta sosiologis bahwa di Indonesia ini sebagai negara muslim terbesar di dunia dan bagian terbesar islam di indonesia ini adalah warga NU.
"Ini harus diperhatikan oleh siapun yang kelak memimpin negari ini. Karena negeri ini tidak akan maju tidak akan adil dan menjadi model bagi negara lain dan bermartabat di mata dunia kalau umat islam sebagai mayoritas tidak ikut merasa maju. Kalau umat islam masih merasa termarjinalisasi masih akan menjadi perkara dan begitu juga dengan NU. "Inilah yang kami sampaikan kepada SBY," tegas Masdar.
Selain itu, lanjut Masdar pimpinan Indonesia kedepan siapapun orangnya harus mengemban suatu misi, bukan saja secara internal mensejahterakan rakyat dan menyelesaikan krisis bangsa yang telah beralangsung lama tapi juga bagaimana dapat membangun citra indonesia di dalam pergaulan internasional. "Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar dengan martabat dan dihormati di dunia, kami yakin dunia tidak akan aman dan membangun peradaban yang maju, jika tidak ada kontribusi yang signifikan dan setara dari umat islam di dunia ini," ungkap mantan pendiri P3M ini.
Untuk itu, tambah Masdar PBNU secara internal dengan kelompok modernis lainnya akan terus berusaha untuk memberikan pencerahan internal di dalam umat islam tentang pemahaman dan ajaran islam yang lebih melihat kedepan yang lebih inklusif dan yang lebih menghargai HAM.
Dalam pertemuan itu Masdar mengakui telah mendaptkan restu dari Rais Aam Syuriah PBNU KH. MA Sahal Mahfudz dan pertemuan tersebut bukanlah bermaksud menyeret NU dalam wilayah politik. "Kami hanya silaturahmi untuk mengetahui jalan pikiran masing-masing dalam membangun bangsa ini kedepan," imbuh Masdar mengakhiri pembicaraan (cih)