Warta

Ponpes Pandanaran Yogyakarta Gelar Bahtsul Masail Perpres 36/2005

Senin, 4 Juli 2005 | 03:06 WIB

Yogyakarta, NU-Online
Pondok pesantren Pandanaran, Sleman, Yogyakarta bekerja sama dengan Forum Silahturrahmi Santri dan Petani (FSPP) akan menggelar bahtsul masail mengupas Peraturan Presiden Nomor 36 tahun 2005 tentang pengadaan tanah bagi kepentingan umum. Masail ini direncanakan akan digelar pada 9-10 Juli 2005. KH Mu'tashim Billah (Gus Tashim) selaku panitia menyatakan peserta yang diundang 600 orang. Terdiri utusan dari 300 pondok pesantren, akademisi, tokoh masyarakat, dan ulama se-Indonesia.

Menurut Gus Tashim, masail ini digelar berdasarkan kegelisahan masyarakat pesantren atas terbitnya perpres 36/2005 yang masih menyimpan persoalan. Persoalan mendasar dari Perpres itu antara lain masih kabur definisi kepentingan umum. Sebab dalam perpres mall dinilai termasuk kepentingan umum. Padahal berdirinya mall akan lebih banyak menguntungkan pemodal ketimbang rakyat. "Makanya, salah satu pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta masail adalah apa kriteria kepentingan umum menurut fiqih," katanya.

<>

Dikatakan Gus Taslim, yang paling mencolok dalam perpres ini adalah dominan menguntungkan pihak pemodal dan negara ketimbang rakyat. Indikasi yang paling tampak adalah jika pemerintah tidak bisa mengambil keputusan kesepahaman soal ganti rugi, maka rakyat bisa dipaksa hengkang dari tanahnya berpijak. "Hal inilah yang harus diantisipasi sejak sekarang agar rakyat dan negara tidak berhadap-hadapan dalam perkara pengadaan tanah. Sebab jika rakyat dan negara berseteru, kapan bangsa ini akan melangkah maju?," kata Gus Tashim.

Acara Bahtsul Masail ini mengudang tokoh-tokoh yang berkompeten dalam ushul fiqih atau perfiqihan. Antara lain tokoh yang diundang adalah anggota Forum Kiai Langit KH Abdullah Faqih (Tuban), KH Abdurrahman Khudlori (Magelang), dan KH Muhaiminan (Temanggung). Juga pengasuh Ponpes Maslahul Huda Pati KH MA Sahal Mahfudz.

Menurut Gus Tashim, dari 600 undangan yang disebar, 400 undangan dikirim untuk pondok pesantren seluruh Indonesia dan kelompok-kelompok kajian di lingkungan pesantren. Di antara penerima udangan sudah ada yang memberi konfirmasi kehadiran melalui telepon. "Yang paling banyak konfirmasi akan hadir dari pesantren-pesantren di wilayah Jawa," katanya tanpa mendetailkan berapa yang sudah konfirmasi. (kra/kd-y)

(kholilul rohman ahmad, kontributor wilayah kedu-diy)


Terkait