Warta

Pondok Ramadhan di Gedung PBNU Mulai Berjalan

Rabu, 27 Oktober 2004 | 08:58 WIB

Jakarta, NU Online
Mulai hari ini, 27 Oktober, pondok Ramadhan yang diselenggarakan di Gedung PBNU sebagai bagian dari kegiatan menyambut bulan suci mulai dijalankan. Kegiatan yang rencananya berlangsung sampai 2 November tersebut diikuti oleh 50 santri. Mereka merupakan murid SD dari kelas 2 sampai dengan kelas 5.

Program belajar untuk tiap hari akan dimulai sekitar jam 15.00 dengan shalat ashar berjamaah sampai menjelang buka bersama. Rata-rata dari santri tersebut berasal dari lingkungan sekitar gedung PBNU sedangkan sebagian lainnya sebanyak 15 orang berasal dari Jakarta Timur.

<>

Para santri tersebut dikoordinasikan dari berbagai RT dan RW sekitar gedung PBNU sedangkan lainnya berdasarkan pertimbangan dari para pengurus PBNU yang tinggal di Jakarta.

Selain untuk menanamkan ajaran Islam kepada generasi muda, program ini juga bertujuan untuk membina hubungan baik dengan masyarakat di sekitar Gedung PBNU. Ini untuk menunjukkan bahwa PBNU sebagai organisasi sosial kemasyarakatan memiliki komitmen kepada masyarakat sekitarnya,” tandas panitia pelaksana Jazilul Fawaid.

Selanjutnya dengan program ini, diharapkan masing-masing PWNU dan PCNU juga membuat program yang selalu mendekati masyarakat sekitar dimana kantor mereka berada. “Masa sebagai organisasi sosial keagamaan, lingkungan sekitarnya malah tidak diperhatikan,” tambahnya.

Materi pelajaran bagi para santri akan terfokus pada tiga bidang, yaitu dasar-dasar keimanan yang berupa pengenalan terhadap tuhan, praktek ibadah berupa sholat, puasa, dan lainnya serta pembinaan akhlak yang berisi bagaimana bergaul dengan orang tua, saudara, teman dan lainnya.

Para pengajar berasal dari mahasiswa STAINU dan LDNU. “Ini sekaligus sebagai media belajar bagi para mahasiswa untuk mengaktualisasikan dirinya kepada masyarakat,” tandas ketua program pendidikan agama Islam STAINU itu.

Pada hari pertama ini, tampak beberapa anak masih diantar oleh ibunya. Panitia juga memberikan seperangkat peralatan seperti buku, alat tulis, materi dan juga jadual. Ditanya tentang biaya program ini, Fawaid mengemukakan bahwa program ini bisa berjalan berkat sumbangan dari berbagai donatur.(mkf)


Terkait