Warta

Pesantren Berpotensi Besar sebagai Penyelamat Lingkungan

Ahad, 11 April 2010 | 01:18 WIB

Bogor, NU Online
Keberadaan pesantren sebagai lembaga pendidikan khas Indonesia dan paling mengakar kuat di tengah masyarakat, memiliki potensi besar bagi penyelamatan lingkungan.

Demikian diutarakan oleh Pengasuh Pesantren Darul Muttaqien Bogor, KH Mad Rodja Sukarta kepada NU Online di Bogor, Jumat.<>

“Pesantren memiliki norma, jaringan kuat dan pengaruh besar di tengah masyarakat. Ini merupakan modal sosial terbesar yang dapat disumbangkan pesantren bagi upaya penyelamatan lingkungan,” ujar KH Mad Rodja di sela-sela menerima kunjungan peserta “Konferensi Internasional Global Warming Komunitas Muslim” yang berasal dari 16 negara di dunia.

Konferensi tersebut digagas oleh Kota Bogor sebagai upaya membangun kota hijau masa depan. Konferensi dilangsungkan di Kota Bogor, Jumat – Sabtu (9-10/4).

Dalam kesempatan tersebut, sebanyak 150 pesera yang berasal dari 16 negara, mengunjungi secara langsung Pesantren Darul Muttaqien serta secara simbolis melakukan penanaman di areal pesantren terbersih tingkat Jawa Barat tersebut.

Pesantren Darul Muttaqien terletak di Jalan Raya Bogor Parung, Desa Jabonmekar, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor. Pesantren ini berdiri di atas areal seluas 12 hektar dengan jumlah santri mencapai 1.200 orang, yakni mulai jenjang TK, SD, SMPIT, MTs dan MA.

Lebih lanjut Mad Rodja mengemukakan, kunjungan para peserta konferensi internasional tentang perubahan iklim ke pesantren yang ia asuh sebagai apresiasi sekaligus pengakuan atas besarnya peran pesantren dalam menyelamatkan lingkungan.

“Pesantren sejak lama telah menunjukkan andil besar dalam menyelamatkan lingkungan. Peran demikian perlu terus diperkuat lagi, demi menyelamatkan masa depan bumi dari ancaman pemanasan global,” tegasnya.

Mad Rodja mengemukakan, sejak didirikan pada 1988 silam, Pesantren Darul Muttaqien terus membenahi dan menata lingkungan dengan baik. Tak ayal bila kini suasana dan nuasa pesantren ini sangat asri, sehingga saat berada di dalamnya terasa seperti tengah berada di Kebun Raya Bogor.

Andil Darul Muttaqien dalam konservasi dibuktikan dengan menanam sekitar 2.000 pohon jati dan memakai kayunya untuk meja dan bangku belajar.

Pesantren ini juga gencar mengembangkan pembibitan sengon, untuk memenuhi kebutuhan bibit bagi penghijauan yang dilakukan berbagai pesantren maupun masyarakat luas.

Kesuksesan lain yang ditorehkan Darul Muttaqien yaitu agribisnis ikan, yakni dengan mengembangkan budidaya ikan patin dan ikan gurame.
Wakil Walikota Bogor, Achmad Ru’yat mengemukakan, pesantren memiliki jaringan yang mengakar kuat ke bawah. Selain itu, kiai atau pimpinan pesantren pada umumnya memiliki pengaruh cukup kuat terhadap masyarakat.

“Posisi strategis pesantren di tengah masyarakat merupakan potensi besar bagi penyelamatan lingkungan,” tuturnya. (hir)


Terkait