Tegal, NU Online
Fakta menunjukkan bahwa koperasi dan usaha kecil menengah (UKM) yang dikelola kaum perempuan justru hasilnya lebih bagus dan berkembang. Hal ini karena kaum ibu itu lebih memiliki sifat hemat dalam mengatur belanja dan pengeluaran. Karena itu, mereka sudah sepantasnya menjadi sasaran utama dalam program pendampingan usaha kecil dan menengah.
Demikian dikatakan Menteri Negara Koperasi dan UKM H Suryadharma Ali pada saat sambutan pembukaan "Pantura Koperasi dan UKM Fair Sampan Expo 2007" di kompleks Pusat Perdagangan dan Informasi Bisnis (PPIB) di jalan Kolonel Sugiono, Kota Tegal, Rabu (6/6) kemarin.
<>Menurut dia, pihaknya kini telah menetapkan Program Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro (P3KUM) dan Perempuan Keluarga Sehat Sejahtera (PERKASA). "Program ini sangat beda dengan BLT (Bantuan Langsung Tunai-red). Sebab BLT itu sifatnya konsumtif, sedang program kami lebih bersifat produktif," katanya.
Program P3KUM tersebut nantinya akan dikembangkan ke semua kecamatan di Indonesia. Sedangkan program PERKASA merupakan program baru Menteri Koperasi dan UKM yang bertujuan mendorong kaum perempuan dalam mengembangkan usaha mikro. Apalagi, mereka ini dinilai lebih bijak dalam manajemen keuangan rumah tangga.
"Contohnya saja, jika kaum ibu menerima uang pinjaman dari koperasi maka pasti akan sampai ke rumah dengan utuh. Tapi coba kalau laki-laki, biasanya uangnya mampir dulu ke tempat lain dan sampai rumah sudah berkurang. Ini contoh kecil saja!" ujar Pak Menteri seraya disambut gerr dan applaus peserta expo.
Program PERKASA, lanjut Suryadharma Ali, adalah langkah taktis untuk memberikan perhatian khusus kepada kaum perempuan yang ingin mengembangan ekonomi keluarga. Sebab laki-laki dan perempuan jika sama-sama diberdayakan maka akan dapat memperbaiki kondisi ekonomi keluarga, dan hal itu berarti akan mendorong tingkat kesejahteraan, kesehatan dan pendidikan keluarga secara lebih layak.
Dia menceritakan, ada seorang ibu di daerah Bantul Yogyakarta yang membutuhkan modal Rp. 25 ribu untuk usaha gorengan. "Persoalannya, adakah bank yang mau meminjami modal cuma segitu? Pinjam 1 juta saja belum tentu dilayani. Tapi kalau sampai 5 juta malah dilayani. Akhirnya kan si ibu tadi pinjam uang sama rentenir yang bunganya sangat tinggi," tuturnya. Karena itu, melalui P3KUM dan PERKASA diharapkan bisa melayani kebutuhan modal pedagang kecil agar tidak sampai terjerat ke tangan rentenir.
Tepat Sasaran
Keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sendiri selama ini telah memberi kontribusi yang besar bagi kesejahteraan dan penyerapan tenaga kerja di daerah. Bahkan, peran mereka mampu menyerap kebutuhan tenaga kerja sampai 94% dari seluruh tenaga kerja yang ada. Tetapi ironisnya, mereka hanya bisa menyumbang nilai ekspor sebesar 20% saja.
Sehingga, masih kata Suryadharma, problem UMKM akan bisa diatasi dengan cara penguatan permodalan, program penjaminan kredit dan peningkatan kapasitas bagi SDM pengelola UMKM.
Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tegal H Imam Masykur berharap program-program kementrian UMKM dapat bergulir secara produktif dan bisa tepat sasaran.
”Kantor PCNU Tegal mempunyai database UMKM di semua ranting NU se-Kabupaten Tegal yang siap diberdayakan melalui program tersebut. Kami sangat siap jika dilibatkan,” katanya. (fei)