Aksi solidaritas untuk korban gempa di Jawa Barat (Jabar) terus mengalir dibeberapa daerah. Tak terkecuali di Kabupaten Bojonegoro. Belasan aktivis dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Bojonegoro dan BEM STAI Sunan Giri Bojonegoro meminta sumbangan untuk mereka yang membutuhkan.
Belasan mahasiswa tampak berdiri di jalan protocol Kota Bojonegoro. Mereka membawa tempat uang dan mengharapkan kepedulian pengguna jalan terhadap korban gempa di Bandung dan sekitarnya. Peserta aksi mengambil start di bundaran adipura Kelurahan Sumbang Kecamatan Kota Bojonegoro.<>
Massa juga berjalan menyusuri jalan Diponegoro, Panglima Sudirman, Trunojoyo, Pahlawan, Mas Tumapel dan beberapa ruas jalan lain di jantung Kota Bojonegoro.
Setelah berhasil mengumpulkan sejumlah uang, perwakilan aksi selanjutnya menyerahkan kepada PMI Cabang Bojonegoro untuk diteruskan kepada korban gempa beberapa waktu lalu.
Salah seorang perwakilan mahasiswa, Endang Sedyastutik mengatakan, pihaknya akan terus menggalang dana untuk para korban bencana alam tersebut.
"Kami tidak akan menyerah, walaupun mendapat tekanan dari banyak pihak," lanjutnya seperti dilansir beritajatim.com.
Aksi yang berakhir siang tadi itu tidak mulus begitu saja. Sebab, saat akan memasuki lokasi Kantor Pemkab Bojonegoro, sejumlah mahasiswa terpaksa dihadang anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di pintu gerbang.
Mereka tidak diizinkan masuk ke lokasi kantor, karena memang di Pendopo Malowopati sedang ada pengajian yang dihadiri oleh ratusan orang yang mayoritas adalah kaum perempuan.
Kasi Penyidikan dan Penindakan Satpol PP Pemkab Bojonegoro, Dilli Tri Wibowo menegaskan, jika penolakan tersebut bukan karena Pemkab tidak mau menerima.
"Tapi anda mengetahui sendiri, kalau di lokasi Pemkab Bojonegoro juga banyak kegiatan," tegasnya.
Tidak hanya itu saja, para mahasiswa sebelumnya juga tidak membuat surat pemberitahuan terlebih dahulu dan semena-mena blusukan ke dalam kantor. (mad)