Warta

PCNU Wonosobo Minta Warga NU Siaga Satu

Senin, 9 Juni 2008 | 09:57 WIB

Wonosobo, NU Online
Rais Syuriah PCNU Wonosobo KH Abdul Halim Al-hafidz menyerukan siaga satu kepada seluruh pengurus dan warga NU di seluruh tingkatan terhadap fihak-fihak yang selama ini tidak suka dengan NU dan menghina para ulama NU. Ia juga meminta pemerintah tegas menghadapi tindak kekerasan atas nama agama.  

Hal ini disampaikan mengingat menghangatnya situasi pasca insiden Monas, Ahad, 1 Juni  yang diantaranya menyebabkan warga NU menjadi korban.<>

Sedikitnya tujuh ratus masa yang tergabung dalam Forum Pelangi Indonesia (FPI) Wonosobo (4/6/08) mendukung pembubaran Front Pembela Islam (FPI). Mereka terdiri dari beberapa ormas Islam, badan otonom NU, serta sejumlah ormas lintas agama, Lakpesdam NU, Banser, GP Ansor, KNPI, MUDIKA, PMII, IPNU-IPPNU, Pemuda Muhammadiyah, Forum Komunikasi Gereja-Gereja dan Pemuda Pancasila Wonosobo.

Kontributor NU Online Wonosobo Nurul Mubin melaporkan ratusan masa itu bergerak dari kantor PCNU menuju ke Taman Plasa Wonosobo. Di jantung kota pegunungan tersebut, mereka mengelar orasi mengutuk tindakan anarkis yang dilakukan Front Pembela Islam (FPI) di Monas.

Dalam tragedi Monas itu, tiga Kader  NU Wonosobo juga menjadi korban kekerasan FPI. Mereka terdiri dari Ali Nazilatul Firqon, Muhammad Habibi dan Abaz Zahrotin. Ketiga aktivis tersebut menghadiri undangan AKK-BB. Tanpa diduga mereka diserang oleh FPI dan membubarkan aksi tersebut.

Dalam kesaksiannya di gedung PCNU Wonosobo, Ali Nazilatul Furqon dihadapan ulama, tokoh masyarakat dan pimpinan ormas Islam dan ormas kepemudaan mengaku, pihaknya dipukuli dengan kayu dan ditendang sehingga kaki kanannya mengalami luka-luka memar. 

Dalam orasinya Huda Afton, Wakil ketua GP Ansor Wonosobo mengatakan, pihaknya  mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan FPI. Bahkan tindakan FPI sudah dianggap menghancurkan sendi-sendi kebhinekaan

"Ansor dan Banser siap membentengi ulama. Jika ulama sudah dizalimi, kita siap membela mereka. Terlebih tindakan FPI ini jelas-jelas menghancurkan sendi-sendi kebhinekaan yang telah ada sejak negara ini didirikan," tegasnya.

Sementara itu, Koordinaror Aksi, Muhammad Habibi dalam orasinya juga menegaskan bahwa aktivitas FPI selama ini dinilai justru menodai ajaran Islam. "FPI merupakan kelompok yang tidak faham Islam, sehingga Islam dibawa dalam rangka amar ma'ruf mungkar dengan jalan kekerasan," katanya.

Para demonstran kemudian melanjutkan aksinya di bundaran tugu Garuda. Dalam aksinya selain mendukung pembubaran FPI, mereka juga  menolak bentuk-bentuk kekerasan atas nama agama, menunut kepada aparat penegak hukum untuk bertindak tegas terhadap pelaku kekerasan di monas, mendorong agar tradisi dialog dilakukan ketika menghadapi berbagai perbedaan pendapat, terlebih perbedaan keyakinan. Massa kemudian membubarkan diri setelah membacakan pernyataan sikap dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya. (mkf)


Terkait