Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pati, bertekad untuk menggandeng semua kader dan warga nahdliyyin. Kader NU yang tersebar, baik itu yang beraktifitas di berbagai partai politik, maupun di sektor lain, menjadi prioritas pengembangan organisasi.
Hal ini disampaikan oleh Rais Syuriah PCNU Pati, KH Asmu’i Syadzali ketika memberi sambutan pelantikan pengurus cabang, pengurus Lajnah dan Lembaga NU Pati, Ahad lalu. Agenda yang diselenggarakan di Gedung PCNU Pati, Jl. Dr. Susanto, dihadiri oleh ratusan kiai, kader dan pengurus NU di semua lembaga dan badan otonom.<>
Selain itu, KH Asmui juga menambahkan bahwa, sebagai organisasi milik masyarakat, sudah selayaknya NU untuk merangkul dan memahami aspirasi semua pihak. ”Kami berkeyakinan, sebagai organisasi sosial lintas batas, ke depan, NU akan berkomitmen untuk mengayomi semua pihak dan menindaklanjuti aspirasi warga dengan basis pemikiran ahlussunnah wal-jama’ah (aswaja)” imbuh KH Asmui.
Sejumlah anggota DPR dan pimpinan partai politik (parpol) hadir dalam kegiatan ini, yakni Sunarwi (PDI-P), Sa’dullah (PKB), Imron (PPP), dan anggota dewan serta caleg dari beberapa partai lain.
Selanjutnya, KH Asmu’i menghimbau kepada kader NU yang berjuang di partai agar tetap memikirkan rumah asalnya, yakni organisasi NU. Dengan demikian, aspirasi warga kecil yang ada di grass root dapat terakomodir dengan baik. Harapan inilah yang menjadi patokan dalam pelantikan dan ikrar sebagai Pengurus Cabang NU Pati.
KH Imam Shofwan, Ketua Tanfidz PCNU Pati, menegaskan bahwa, NU tidak akan mempengaruhi pilihan politik warga. Namun, sebagai organisasi sosial yang berorientasi maslahah dan berhaluan aswaja, NU mengharap agar warga Nahdliyyin cerdas menentukan sikap politiknya, sebagai bagian perwujudan demokrasi dan amalan keagamaan.
Dalam sesi sharing dengan pengurus, KH Imam Shofwan menegaskan bahwa dalam waktu dekat, PCNU Pati akan merangkai program kegiatan yang kontekstual dengan kebutuhan masyarakat. NU juga ingin memosisikan diri sebagai pengayom atas aspirasi dan kebutuhan warga nahdliyyin.
Mengenai konflik pro-kontra semen yang semakin memanas, KH Asmui mengharapkan agar warga menahan diri dari tindak anarkhis. ”Walaupun luapan emosi, tindakan anarkis tidak dibenarkan oleh PCNU Pati. Kami menyeru kepada warga agar menahan diri, menghindari hasutan dan mencari jalan damai, sebagai pintu alternatif. Kalau masih saja anarkis, biar menjadi tanggungan pribadi”, tegas KH. Asmui.
Sedangkan, KH Imam Shofwan berjanji akan menindaklanjuti aspirasi warga NU yang bermukim di sekitar tempat pembangunan pabrik semen Sukolilo, baik yang pro maupun kontra. ”Menindaklanjuti bahtsul masail mengenai isu semen beberapa waktu lalu, PCNU secepatnya akan menurunkan tim investigasi dan advokasi untuk mengkaji lebih detail serta mendampingi warga nahdliyyin yang terancam oleh teror dan intimidasi” ujar KH. Imam Shofwan. (mad)