Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kutai Kartanegara terus melestarikan dan mengembangkan hadrah sebagai kesenian khas umat muslim Nusantara. Kegiatan-kegiatan hadrah dilaksanakan oleh Ikatan Seni Hadrah Indonesia (ISHARI) setempat.
Ketua PCNU Kukar H Chairul Anwar mengimbau warganya untuk mengaktifkan ISHARI, sebuah badan otonom yang berada di bawah organisasi NU. ISHARI disahkan pada 1959 dan diusulkan oleh salah seorang pendiri NU yaitu Kiai Wahab Chasbullah.<>
Hal itu disampaikannya dalam kegiatan ISHARI di Kecamatan Loa Janan Ulu yang diadakan di Musala Al- Barokah, Jumat (15/10) malam lalu. Seperti dilansir www.pcnukukar.or.id Ketua PCNU juga menyerahkan bantuan berupa seragam ISHARI dan peralatan hadrah.
Komitmen pengembangan seni hadrah juga pernah disampaikannya dalam kata sambutan saat pengukuhan ISHARI Kecamatan Loa Janan Ulu di Pondok Pesantren Modern Al-Muhajirin Loa Janan Ulu, Ahad 25 Juli 2010 lalu.
"Perlu dipahami oleh seluruh anggota ISHARI jangan sampai tidak tahu atau tidak ingat kepada beliau, seni hadrah merupakan seni yang luar biasa di samping bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW kita juga berkonsentrasi untuk tetap kompak memukul hadrah. Sehingga terdengar bunyi yang nyaman didengar," kata Chairul Anwar Pada pembukaan rutinan jumat malam itu.
Dari kesenian ala pesantren inilah, lanjut Chairul, warga mendapatkan banyak pelajaran yang bisa diambil dan diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat.
Pertama adalah memahami akhlak Nabi Muhammad SAW melalui pembacaan shalawat dan pujian terhadap beliau yaitu akhlakul karimah.
Ikatan tali silahturahmi dari anggota yang terdiri dari beragam daerah (Bima, Banjar, Madura, Sunda, Jawa, Padang, Bugis dan Kutai bahkan daerah lain) juga dapat melatih diri memahami keberagaman dan perbedaan sehingga akan terjalin dengan baik dan terwujud kekompakan dan perdamaian seperti dicontohkan Nabi.
"Di sinilah sebenarnya peranan NU dalam memotivasi setiap anggotanya agar turut serta mendukung program pemeritah untuk selalu menjaga perdamaian dan keutuhan NKRI dan tidak termakan isu-isu yang menyebabkan perpecahan," pungkas Chairul. (win/nam)