Warta

PCNU Kota Semarang Dilantik, Tegaskan Setia pada Pancasila

Ahad, 2 Oktober 2011 | 22:02 WIB

Semarang, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Semarang siang tadi dilantik. Dibarengkan acara Penglepasan Jamaah Calon Haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Shodiqiyah di halaman Ponpes As-Shodiqiyah, Sawah Besar, Gayamsari Kota Semarang.

Para pengurus terdiri dari unsur syuriyah, tanfidziyah dan a’wan, dibai’at (diambil sumpahnya) dengan cara NU oleh Wakil Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah, Dr Abu Hafsin Umar atas nama PBNU.
<>
Bai’at cara NU, hadirin diajak berdiri menyanyikan lagu Indonesia Raya terlebih dulu. Baru Diantara isi pelantikannya, para pengurus juga diminta bersumpah “Setia kepada Pancasila dan UUD 1945”.

Abu Hafsin dalam sambutannya usai melantik mengatakan, NU menjaga negara Indonesia karena NU mendirikan negara ini. Di masa peringatan Kesaktian Pancasila, lanjutnya, sudah semestinya NU mengingatkan semua pihak bahwa Pancasila disusun dari nilai agama. 
 “NU setia kepada Pancasila dan NKRI. Karena NU ikut menyusun dasar negara dan andil mendirikan negeri Indonesia tercinta,” terang Dosen IAIN Walisongo ini.

Dijelaskannya, tak satupun Sila dalam Pancasila yang bertentangan dengan agama. Bahkan setiap Silanya berasal dari dan sesuai dengan nilai Islam. Konsep tauhid ada di Sila pertama. Kemanusian, keadilan, persatuan atau persaudaraaan, musyawarah, itu semua sama dan memang berasal dari ajaran Islam.

 “Jadi tidak pantas jika ada orang mengaku Islam menolak dan apalagi membenci Pancasila,” tuturnya.

Wakil Rais Am PBNU KH Mustofa Bisri dalam mauidhoh hasanahnya di acara tersebut bahkan membacakan kutipan kitab karangan ulama Arab Saudi yang dibawahnya. Judulnya “Mahakiai Muhammad Hasyim Asy’ari Peletak Dasar Kemerdekaan Indonesia”.

  “Ulama Arab Saudi zaman dulu sudah membuat kitab tentang Indonesia dan peran Hadlrotus Syaikh KH Hasyim Asy’ari. Rais Akbar satu-satunya milik kita itu disebut sebagai peletak dasar kemerdekaan Indonesia,” terang Gus Mus diamini hadirin.

Adanya kritik yang menganggap NU tidak sensitif menegakkan kalimah Allah (syariat Islam), Abu Hafsin menyatakan kritik tersebut salah besar. Nu sejak berdiri, dalam pelantikan pengurusnya selalu  berikrar “menegakkan kalimat Allah di awal sumpah. Tetapi dengan cara ulama NU. Yaitu yang meniru cara para Walisongo zaman dulu. Dengan kelembutan dan kemanusiaan. Tanpa konflik, nir kekerasan.

“NU jelas ingin menegakkan kalimatillah. Tapi dengan cara ulama. Yaitu seperti Walisongo dahulu. Tak pernah ada konflik atau kekerasan. Kelompok yang mengritik kita jelas salah besar dan berkebalikan dakwahnya dari kita,” terang Abu Hafsin.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Muhammad Ichwan


Terkait