Warta

PCNU Blitar Gelar Pelatihan Caleg Kader NU

Kamis, 29 Januari 2009 | 09:07 WIB

Blitar, NU Online
Menjelang pemilu 2009 Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Blitar menggelar pelatihan bagi para calon legislatif (Caleg )yang berasal dari para kader NU. Acara ini digelar di aula kantor PCNU Kab. Blitar pada hari Ahad (25/1) dengan menunjuk Lakpesdam sebagi pelaksana pelatihan.

Materi yang diberikan meliputi peningkatan kapasitas caleg seperti konsep politik Islam (fiqih siyasah) yang disampaikan KH Farhan Ma’ruf selaku katib syuriyah NU Kab. Blitar, tugas pokok fraksi, legislatif drafting dan penganggaran yang disampaikan oleh Aminudin Fahruda dari SOMASI yang juga anggota Litbang NU Kab. Blitar.<>

Materi menejemen opini publik disampaikan Arif Afandi, mantan pemimpin redaksi harian Jawa Pos yang saat ini menjabat wakil walikota Surabaya. Sementara itu Tausiyah yang disampaikan oleh KH Nurhidayatulloh Dawami selaku ketua tanfidiyah NU Kab. Blitar.

Sekitar 50 calon anggota DPRD II, DPRD I dan DPR RI dari PKB, PKNU, PPP, Partai Demokrat, partai Golkar, PDP, serta partai Buruh hadir dalam acara sebagai peserta. Mereka sangat antusias terhadap materi-materi yang disampaikan. Sampai acara selesai hingga menjelang maghrib, peserta tidak berkurang bahkan bertambah dan setelah acara selesai masih ada diskusi-diskusi kecil antar peserta dan beberapa pengurus NU yang menunggui.

Dalam kesempatan itu KH Agus Muadzin selaku rais syuriyah PCNU Kab. Blitar menegaskan pada pemilu 2009 NU kabupaten Blitar tidak kemana-mana tapi ada dimana-mana, tidak berpihak kepada salah satu partai.

Ia juga menganjurkan kepada nahdliyin untuk tidak golput. “Dengan golput berarti kita telah memotong salah satu pilar demokrasi kita artinya negara Indonesia telah memilih trias politika sebgai wujud demokrasi dan adanya legislatif merupakan salah satu bagian dari trias politika tersebut, jadi harus tetap memilih,” katanya.

Kepada calon legislatif PCNU, ia berharap jika nanti semua peserta ini menjadi anggota legislatif supaya membawa misi dan kepentingan Nahdlatul Ulama.
 
Ketidakberpihakan NU terhadap salah satu Parpol dikuatkan dengan pernyataan KH Nurhidayatulloh dalam tausiyahnya bahwa “Kader NU harus masuk dari berbagai pintu kalau hanya satu pintu sempit” dan posisi NU secara kelembagaan tidak “ke sana-sini” kalaupun ada yang memihak partai tertentu itu personal pengurus, tidak diperbolehkan membawa nama organisasi.

Kemudian Arif Afandi menyampaikan apresiasi positif terhadap acara ini, Ia menyatakan bahwa “NU Blitar psikologinya juragan” kalau psikologinya juragan, bisa mengayomi seluruh kadernya. tapi kalau psikologinya makelar, mana yang setor banyak yang didukung.

“Menurut saya mestinya tidak begitu, NU harus menjadi juragan jadi siapa saja dan dimana saja harus mendapat pengayoman yang sama. Kalau kader NU-nya banyak dimana-mana sementara sistem pemilunya sistem dapil kemudian kemenangannya ditentukan suara terbanyak menurut saya NU justru lebih punya peluang lebih banyak,” katanya.

Dalam hal membangun opini publik ia memaparkan pengalamannya ketika berproses menjadi wakil walikota Surabaya. Untuk mendapat simpati pemilih, ia menyarankan kalau menggunakan media tidak perlu baliho yang besar-besar cukup dengan kartu yang menyerupai kartu pemilihan, itu lebih efektif” tambahnya.

Aspek penting lainnya adalah supaya para caleg lebih aktif berinteraksi langsung dengan masyarakat. (mad)


Terkait