Qartoum, NU Online
Tanggal 27 Ramadhan 1425 H yang bertepatan pada tanggal 10 November 2004, untuk pertama kalinya PCI-NU Yaman menyelenggarakan konferensi cabang Nahdlatul Ulama Yaman.
Agenda dua tahunan PCI-NU Yaman ini diadakan di masbah (kolam renang) di kota Tarim dan sekaligus di kemas sebagai acara silaturrahmi dan buka bersama warga nahdliyin Yaman. Hadir tak kurang dari 85 orang.
<>Acara yang di mulai tepat pukul 14.00 waktu Yaman di buka oleh Rais Syuriah PCI-NU Yaman Periode 2002-2004 H. Ahmad Munib Syafa’at Lc. Dalam sambutannya ia mengharap hendaknya PCI-NU Yaman bukan hanya sebagai wadah silaturrahmi dan wahana mengasah intelektual keorganisasian, tapi juga sebagai perekat warga NU Yaman dengan warga Indonesia lainnya disana.
Beberapa agenda yang dibahas dalam Konfercab ini adalah laporan pertanggungjawaban PCI-NU Yaman periode 2002-2004, pengesahan program-program, pembahasan AD/ART dan pembentukan tim rekomendasi serta reformasi kepengurusan PCI-NU Yaman.
LPJ ketua Tanfidziyah 2002-2004 H. Abdul Muiz Masyhuri berjalan dengan lancar dan di terima oleh peserta Konfercab meskipun dengan beberapa catatan, termasuk penyempurnaan. Sidang dilanjutkan dengan rapat komisi-komisi. Komisi A membahas Program-progam PCI-NU Yaman priode 2004-2006. Komisi B menyempurnakan AD/ART PCI-NU Yaman yang seminggu sebelumnya telah digodok oleh tim AD/ART PCI-NU.
Selanjutnya hasil sidang komisi-komisi tersebut disahkan dalam rapat paripurna. Terpilih sebagai Rais Syuriah KH.Ahmad Yasin Muhlis Makky dan ketua Tanfidziyah Mohammad Fahmi Basya untuk masa khidmah 2004-2006.
Konfercab ini juga memberi rekomendasi kepada PBNU, ulama dan masayih NU, baik yang struktural maupun kultural dengan harapan dapat digunakan sebagai masukan untuk muktamar mendatang. Adapun isi rekomendasi antara lain:
1. Mengharap kepada PBNU dan Masyayih NU di Indonesia untuk arif dan bijaksana dalam menghadapi permasalahan NU khususnya menjelang muktamar NU.
2. Mengharap kepada semua elit dan ulama NU untuk tetap solid dan kompak.
3. Mengharap kepada semua elit dan ulama NU untuk tidak membuat statemen yang menyebabkan resah dan bingung warga nahdliyin.
4. Dimohon kepada elit-elit NU untuk tidak membawa-bawa nama NU untuk kepentingan pribadi atau golongan selain NU.
5. Warga NU Yaman mengharap kepada semua ulama NU di Indonesia untuk memilih pemimpin NU yang benar-benar dapat di percaya dan memperhatikan maslahat umat NU.
6. Khusus kepada jajaran PBNU, untuk membuat aturan-aturan yang jelas berpolitik pengurus NU, mulai pusat hingga ranting, hingga tidak ada lagi pemutarbalikan makna khittah.
7. Memohon kepada PBNU untuk lebih memperhatikan kader-kader NU di luar negeri.
Tim rekomendasi yang beranggotakan para Gus yang berasal dari berbagai pesantren besar di Indonesia. Mereka adalah H.Abdul Muiz bin KH. Azis Masyhuri Jombang, H. Ahmad Munib Syafa’at bin KH. Muhtar Syafaat Blok Agung, H.M.Tamim bin KH. Sofyan Situbondo, H. Muhammad Muafi bin KH. Muaffi Sampang, Ahmad Amin bin KH.Yahya Tambak Beras, Ahmad Bazro bin KH Khariz Sodaqoh Semarang, Abdurrohim Zuhdi bin KH Zuhdi Langitan Mohamad BJ bin KH. Ja’far Cirebon H. Nidom bin KH Masruri Benda, M. Fahmi Basya bin KH. Zamrudin Yogyakarta.
Seluruh rangkaian acara selesai dan di tutup dengan doa pukul 20.30 waktu setempat.